DONGENG MISTERI: Jawara Gunung Salak Bagian 3, Iblis Gunung Kencana vs Sukria, yang Kamu Lakukan Itu, JAHAT!

- 22 Januari 2022, 13:17 WIB
Ilustrasi Gunung Salak. Lanjutan kisah Jawara Gunung Salak Bagian 3.
Ilustrasi Gunung Salak. Lanjutan kisah Jawara Gunung Salak Bagian 3. /YouTube/Berbagi Tahu/

DESKJABAR – Dongen misteri kali ini akan melanjutkan cerita yang sebelumnya dimana pada bagian sebelumnya pasukan Iblis dari Gunung Kencana menyerang kampung Cigombong Gunung Salak.

Masyarakat kampung Cigombong Gunung Salak lari ketar ketir bersembunyi di rumah mereka masing-masing.

Seorang kepada Desa Kampung Cigombong, Gunung Salak terpaksa menghadapi pasukan Iblis Gunung Kencana tersebut.

Baca Juga: DONGENG MISTERI: Jawara Gunung Salak Bagian 1, Teror Pasukan Iblis Ancaman Pembumihangusan Kampung Cigombong

Kepala Desa Kampung Cigombong, Gunung Salak yang sudah tidak sekuat seperti waktu masih muda berhasil dikalahkan oleh salah seorang Iblis Gunung Salak yang terkenal dengan sebutan Iblis Cakar Elang.

Masih dilansir dari channel YouTube KiDagar chanel yang tayang pada 11 Januari 2022 dengan judul ‘Dongeng Sunda Jawara Gunung Salak Bagian 1’.

“Abah... Abah...,” teriak dua orang perempuan sambil berlari.

Dua orang perempuan keluar dari dalam rumah Ki Jamhuri dan langsung menghampiri Kepala Desa Kampung Cigombong Gunung Salak tersebut. Mereka adalah istri dan anak gadis dari Ki Jamhuri.

“Kenapa kamu begitu tega menganiaya suami saya yang sudah tua ini,” kata ibu Kepala Desa Kampung Cigombong Gunung Salak kepada Iblis Cakar Elang.

“Yang kamu lakukan itu, jahat!” tegasnya kepada iblis berkepala plontos tersebut.

Istrinya Ki Jamhuri terus marah-marah kepada si Iblis Cakar Elang sambil menunjuk-nunjuk ke arahnya. Sedangkan anak gadis Ki Jamhuri hanya bisa menangisi Kepala Desa Kampung Cigombong Gunung Salak tersebut sambil memeluknya.

Saat itu Mandra salah seorang pimpinan Iblis melompat turun dari atas kudanya dan menghampiri mereka

Baca Juga: DONGENG MISTERI: Jawara Gunung Salak Bagian 2, Iblis Gunung Kencana vs Kepala Desa Kampung Cigombong

“Hey, nenek-nenek tua, lihat, suamimu masih hidup. Kalau kamu ingin suamimu selamat, katakan dimana orang yang bernama Sukria?” Ancamnya.

“Ambu... jangan dijawab, ambu...., percuma..., mereka akan tetap menganiaya kita,” kata Ki Jamhuri sambil menahan rasa sakit di tubuhnya.

Istrinya Ki Jamhuri resah antara harus mengatakannya atau mendengarkan suaminya, tetapi dalam hatinya ada rasa takut suaminya akan dibunuh oleh para iblis Gunung Kencana.

“Ayo jawab nenek tua, dengan jujur atau suamimu akan aku banting sampai hancur tulang berulangnya,” kata Mandra sambil mengangkat tubuh Ki Jamhuri.

“Jangan... jangan... jangan dibanting. Baiklah, akan saya katakan,” kata istri Ki Jamhuri dalam keadaan takut.

Nenek itu pun menceritakan jika dahulu yang bernama Sukria tersebut benar pernah tinggal di kampung Cigombong Gunung Salak, tapi setelah berhenti dari kepala juru masak kerajaan Pajajaran Sukria pindah.

Menurut nenek tersebut, Sukria pindak ke kampung Parung Panjang Gunung Salak dan membuka warung nasi dan jajanan di pasar Parung Panjang.

Baca Juga:  JIN GUNUNG SALAK Atau Jin Manapun, Ustad Aam: Akan Sulit Lepas dari Perjanjian dengan Mereka

Pasar Parung Panjang Gunung Salak itu letaknya tidak jauh dari Kota Pakuan Bogor, pusat Pemerintahan Kerajaan Pajajaran.

Saat itu suasana di pasar Parung Panjang Gunung salak sudah tidak begitu ramai dan sebagian pedagang sudah membereskan dagangannya. Tapi, nampak berbeda dengan salah satu warung nasi yang penuh dengan pengunjung.

Warung nasi tersebut sebenarnya cukup besar dan bisa memuat sekitar lebih dari 50 orang, namun sepertinya warung nasi tersebut tetap saja dipenuhi oleh pengunjung yang makan atau hanya sekedar menyeduh kopi sambil beristirahat.

Pengunjung yang datang relatif seimbang antara yang pergi dan datang sehingga warung nasi tersebut selalu terlihat penuh pengunjung.

Warung nasi tersebut adalah milik Sukria yang selama ini dicari oleh pasukan iblis Gunung Kencana. Dahulu Sukria adalah kepala Juru masak dari Kerajaan Pajajaran Gunung Salak.

Sukria meninggalkan pekerjaannya di Kerajaan Pajajaran bukan karena dia tidak betah bekerja di sana, tetapi karena dia sering sekali mendapatkan fitnah serta sering dijahili oleh sesama juru masak Kerajaan Pajajaran.

Walaupun Sukria sudah mengalah dengan berhenti bekerja di Kerajaan Pajajaran, namun yang namanya orang sirik selalu tidak merasa puas. Sukria pun sempat dihadang hingga terjadilah pertarungan.

Baca Juga: Bikin Merinding, Pria Ini Berkunjung ke Gunung Salak dan Diberitahu Tunangannya Selingkuh Oleh Sosok Ini

Saat itu Sukria yang dihadang oleh dua orang berhasil mengalahkan mereka. Salah satu dari mereka mati dan lainnya melarikan diri.

Sukria yang sudah tidak nyaman tinggal di Kerajaan tetap memutuskan untuk keluar dan selanjutnya dia pindah yang asalnya dari Kampung Cigombong Gunung Salak pindah ke Parung Panjang dan membuka warung nasi disana.

Mengandalkan keahliannya dalam memasak dan mengolah bumbu tidak membutuhkan waktu yang lama usahanya tersebut langsung meningkat pesat.

Bahkan, tidak sedikit dari pejabat Daerah Kerajaan Pajajaran yang sengaja datang untuk mencicipi masakannya tersebut.

“Amang... Amang..., meja 5 pesan Pais Impun bumbu tokecang, Bekakak Bebek Dengkak, Sambal Geni Tingkat Dewa, Lalapnya pete sama daun kemangi, trus meja 2 pesan Balakatineng, Empal Kepala Domba sama Nasi Liwet Kajajaden, meja 9 katanya mau nambah Bajigur 3 gelas lagi, Caneprot sepiring, Rarauan sepiring, gorengan Peyem Ciner sepiring,”kata salah seorang pelayan.

Seketika saja Sukria langsung menyiapkan pesanannya dibantu oleh beberapa karyawannya.

Baca Juga: Kisah Misteri Gunung Salak, Salah Satunya Dipercaya Sebagai Tempat Petilasan Prabu Siliwangi

Sukria mempunyai seorang istri bernama Nyi Nengsih dan seorang anak bernama Wiratama. Saat itu istrinya Nengsih sedang memberi perlengkapan warung nasinya yang sudah habis.

Salah seorang pelanggan menghampiri dan menanyakan berapa yang harus dia bayar. Setelah dihitung, Sukria menyebutkan kalau totalnay sebesar 5 talen (mata uang kala itu), namun saat itu orang tersebut memberikan uang emas 1 bengol.

Saat itu Sukria mengatakan jika uang yang dibayarkan terlalu besar, namun orang tersebut malah mengatakan jika dia tidak perlu memberikan kembalian. Orang tersebut merasa puas dengan masakan Sukria.

Tidak sekali atau dua kali masakan Sukria dipuji dan diberikan tip yang jauh lebih besar dari harga masakannya.

Dalam keadaan itu tiba-tiba di depan warung nasi ramai terdengar suara kaki-kaki kuda, Sukria kaget dan langsung melihat ke arah pintu.

“Ada apa ya mang, ko ramai gitu,” kata sadun, salah seorang karyawan yang bukan lain masih keponakannya Sukria.

Baca Juga: KODE REDEEM FF 1 Menit yang Lalu: FF11K3SEJHFU, 22 Januari 2022, Reward Gratis Voucher Weapon, Diamond, Dll

Namun tiba-tiba terdengar teriakan orang dari luar memanggil-manggil nama Sukria dengan nada yang terdengar membentak.

“Sukria..., cepat kamu keluar, kalau tidak warung nasi kamu akan kami ratakan dengan tanah sekarang juga!” kata iblis Gunung Kencana.

“Wah, sepertinya kelompok orang-orang jahat, mang,” kata Sadun kepada Sukria.

Saat itu Sadun pun memutuskan untuk melihatnya ke depan sambil mengambil golok yang biasa digunakan untuk menghancurkan tulang-tulang di dapur.

Dalam keadaan itu datang sesosok perempuan yang memakai kebaya merah, perempuan itu sedang menjajakan dagangannya tanpa terlihat takut terhadap kelompok penjahat dari Gunung Kencana tersebut.

“Awugggg... Awuugggg... siapa yang mau awuggg..., ada juga urab jagung nih,” kata perempuan yang sedang menjajakan dagangannya tersebut.

Bersambung. Temukan kelanjutan ceritanya hanya di DeskJabar.com.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube KiDagar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah