Menurut nenek tersebut, Sukria pindak ke kampung Parung Panjang Gunung Salak dan membuka warung nasi dan jajanan di pasar Parung Panjang.
Baca Juga: JIN GUNUNG SALAK Atau Jin Manapun, Ustad Aam: Akan Sulit Lepas dari Perjanjian dengan Mereka
Pasar Parung Panjang Gunung Salak itu letaknya tidak jauh dari Kota Pakuan Bogor, pusat Pemerintahan Kerajaan Pajajaran.
Saat itu suasana di pasar Parung Panjang Gunung salak sudah tidak begitu ramai dan sebagian pedagang sudah membereskan dagangannya. Tapi, nampak berbeda dengan salah satu warung nasi yang penuh dengan pengunjung.
Warung nasi tersebut sebenarnya cukup besar dan bisa memuat sekitar lebih dari 50 orang, namun sepertinya warung nasi tersebut tetap saja dipenuhi oleh pengunjung yang makan atau hanya sekedar menyeduh kopi sambil beristirahat.
Pengunjung yang datang relatif seimbang antara yang pergi dan datang sehingga warung nasi tersebut selalu terlihat penuh pengunjung.
Warung nasi tersebut adalah milik Sukria yang selama ini dicari oleh pasukan iblis Gunung Kencana. Dahulu Sukria adalah kepala Juru masak dari Kerajaan Pajajaran Gunung Salak.
Sukria meninggalkan pekerjaannya di Kerajaan Pajajaran bukan karena dia tidak betah bekerja di sana, tetapi karena dia sering sekali mendapatkan fitnah serta sering dijahili oleh sesama juru masak Kerajaan Pajajaran.
Walaupun Sukria sudah mengalah dengan berhenti bekerja di Kerajaan Pajajaran, namun yang namanya orang sirik selalu tidak merasa puas. Sukria pun sempat dihadang hingga terjadilah pertarungan.