5 Upacara Tradisi di Indonesia untuk Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

- 18 Oktober 2021, 20:16 WIB
Grebeg Maulud salah satu upacara untuk memperingatai Maulid Nabi Muhammad SAW di Yogjakarta
Grebeg Maulud salah satu upacara untuk memperingatai Maulid Nabi Muhammad SAW di Yogjakarta /visitingjogja.jogjaprov.go.id/

DESKJABAR – Selasa 19 Oktober 2021 adalah hari libur untuk memperingati kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad SAW.

Indonesia sebagai negara dengan perbendaharaan budaya yang cukup beragam, juga memiliki berbagai upacara tradisi untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Upacara tradisi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia tersebut, cukup mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat, terutama masyarakat yang beragama Islam.

Banyak filosofi yang ingin disampaikan dalam upacara tradisi di Indonesia untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Selain mengingatkan kembali tauladan Rasulullah sebagai panutan umat Islam, juga dimaksudkan untuk silaturahmi dan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: SEMBILAN Pengacara ATS Lawfirm Dampingi Yoris dan Danu di Pengungkapan Pembunuh Ibu dan Anak di Subang

Mengutip dari berbagai sumber, inilah 5 upacara tradisi di berbagai daerah di Indonesia untuk memperngati Maulid Nami Muhammad SAW :

1.Grebeg Maulud

Kata grebeg berarti mengikuti. Sehingga Grebeg Maulud diartikan sebagai proses mengikuti Sultan Yogyakarta yang keluar dari keraton untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad.

Upacara tradisi Grebeg Maulud ini sudah dilaksanakan sejak zaman Kesultanan Mataram, yang sampai saat ini terus terpelihara.

Dalam upacara ini, para sultan dan pembesar keraton keluar berjalan beriringan menuju Masjid Agung dengan membawa gunungan makanan.

Setelah itu akan diselenggarakan doa bersama dan upacara. Puncaknya adalah dengan pembagian gunungan makanan tersebut kepada masyarakat yang hadir.

Baca Juga: Kode Redeem FF 19 Oktober 2021, AYO SOBAT BOOYAH Tukar dan Miliki M1887 Golden Glare, SG Ungu M1887

Itulah makanya, upacara tradisional ini mendapat sambutan antusias dari masyarakat.

2.Ngumbah Pusaka.

Di kawasan Sumedang, Jawa Barat juga ada upacara tradisi khas untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Upacara ini sudah dilakukan sejak lama secara turun temurun.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga diselenggarakan di Museum Prabu Geusan Ulum, Sumedang, Jawa Barat.

Upacara khsa yang dimaksud adalah “ngumbah” atau dalam bahasa Indonesia mencuci, pusaka yang ada di museum pada awal bulan Rabiul Awal.

Sebelum dicuci, koleksi pusaka akan diarak terlebih dahulu mengelilingi kompleks museum dan gedung negara.

Baca Juga: Skandal Panas Aktor K: Beberapa Brand Berharap Rumor Itu Salah

3.Panjang Jimat

Upacara serupa yang dilakukan di Sumedang juga ada di Keraton Cirebon.

Masyarakat melakukan upacara Maulid Nabi Muhammad SAW di beberapa tempat, seperti di Keraton Cirebon, makam Sunan Gunung Jati, dan Keraton Kanoman.

Menariknya, tradisi ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat Cirebon, tetapi juga dari berbagai daerah di luar Cirebon.

Puncak acaranya adalah upacara Panjang Jimat yang dilakukan di tiga keraton. Untuk di Keraton Kanoman, prosesi acara diawali dengan bunyi lonceng sebanyak 9 kali.

Setelah itu diadakan kirab dengan membawa benda-benda pusaka keraton.

Baca Juga: Kode Redeem FF Hari Ini, Buruan Rebut Sobat, Ada Famas Moonwalk, Spirit Booyah hingga Diamond, Gratis Garena

4.Kirab Ampyang

Upacara tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dinamakan Kirab Ampyang juga memiliki sejarah panjang.

Pada awalnya, Kirab Ampyang dimaksudkan sebagai media penyiaran agama Islam.

Tradisi Kirab Ampyang digelar di Desa Loram Kulon, Jati, Kudus, Jawa Tengah. Pada awalnya kegiatan ini merupakan media penyiaran agama Islam di wilayah tersebut. Tradisi itu dilakukan oleh Ratu Kalinyamat dan suaminya, Sultan Hadirin.

Tradisi ini digelar dengan menyajikan makanan yang dihiasi dengan ampyang atau nasi dan krupuk yang diarak keliling desa sebelum menuju ke Masjid Wali At Taqwa di desa setempat.

Baca Juga: BACAAN Maulid Nabi Lengkap Latin, Lengkap Bacaan Sholawat Nabi untuk Rayakan Hari Lahir Nabi Muhammad

Setelah sampai di Masjid Wali, tandu yang berisi nasi bungkus serta hasil bumi yang sebelumnya diarak keliling desa didoakan oleh ulama setempat, kemudian dibagikan kepada warga setempat untuk mendapatkan berkah.

5.Bungo Lado

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga banyak dijumpai di luar Pulau Jawa, salah satunya di daerah Sumatera Barat atau tepatnya di Padang Pariaman dengan nama Bungo Lado.

Bungo Lado yang berarti bunga cabai. Bungo lado merupakan pohon hias berdaunkan uang yang biasa juga disebut dengan pohon uang.

Baca Juga: Kode Redeem FF 2021 Terbaru Dengan Item Hadiah Yang Langka, Segera Klaim Di reward.ff.garena.com/id

Upacara tradisi ini memiliki filosofi yakni menjadi ajang bagi warga mereka di perantauan untuk menyumbang pembangunan rumah ibadah di daerah itu. Karenanya, masyarakat dari beberapa desa akan membawa bungo lado. Pohon uang dari beberapa jorong (dusun) itu kemudian akan dikumpulkan.

Uang yang terkumpul biasanya mencapai puluhan juta rupiah dan disumbangkan untuk pembangunan rumah ibadah. Tradisi maulid ini biasanya digelar secara bergantian di beberapa kecamatan.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah