Baca Juga: Fenomena Blue Moon atau Bulan Biru, Sering Dijadikan Penyembahan Kaum Pagan
Namun, Ustadz Hasan Al Jaizy mengingatkan, bahwa fenomena bulan purnama (Blue Moon atau Bulan Biru), dalam agama Islam, kaum mukminin jangan menyalahartikan bahwa Allah Swt muncul dalam bentuk bulan purnama.
Disebutkan, ada pula arti lainnya, yaitu melihat bulan purnama adalah kiasan, “Kita saat di surga nanti, melihat Allah Swt semudah melihat bulan purnama,” terang Ustadz Hasan Al Jaizy.
Pesan Ustadz Hasan Al Jaizy, bahwa fenomena bulan purnama (Blue Moon atau Bulan Biru), umat Islam jangan terjebak dengan khurafat.
Ada pun arti khurafat, adalah kepercayaan yang bukan berasal dari ajaran agama Islam.
Baca Juga: JANGAN LEWATKAN! Fenomena Bulan Biru atau Blue Moon Bisa Disaksikan Minggu 22 Agustus
Diantara jenis khurafat, bisa berbentuk cerita direkayasa, yang mengandung dusta, seperti takhayul, pantangan, ramalan-ramalan, adat istiadat, pemujaan dan segala kepercayaan yang bertentangan dengan aqidah serta Al qur'an dan Hadist.
Kaum pagan
Dalam catatan DeskJabar, lain halnya oleh kaum pagan, bulan purnama membulat disebut Blue Moon atau Bulan Biru, sampai kini masih dijadikan ritual penyembahan, di Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia termasuk Indonesia.
Blue Moon atau Bulan Biru adalah terjadi bulan purnama yang membulat dengan warna semburan kebiruan disekitar permukaannya.