Adu Hebat ACV 6x6 : Badak Pindad dan PARS III FNSS, Ada Perbandingan Keunggulan

18 Februari 2024, 09:52 WIB
ACV 6x6, Badak Pindad Indonesia (kiri) dan PARS III FNSS Turki (kanan), ada perbandingan keunggulan. /kolase dok PT Pindad dan FNSS

DESKJABAR – Penggunaan ACV (armoured combat vehicle/kendaraan lapis baja tempur) merupakan salah satu kebutuhan modern. Di dunia, kendaraan tempur jenis ACV yang dominan digunakan, adalah menggunakan meriam kaliber 90 mm dengan roda penggerak 6x6.

Pada ACV kelas meriam kaliber 90 mm, Indonesia dan Turki punya prospek bagus pasarnya.  Indonesia melalui PT Pindad Bandung sudah memproduksi ACV bernama Badak. Namun negara lain, juga memproduksi ACV sekelas, yaitu PARS III buatan FNSS Turki.

Produksi peralatan militer secara mandiri terus berkembang pada banyak negara, sebagai upaya menghindari ketergantungan produk impor dan pengaruh geopolitik. Indonesia dan Turki menjadi negara yang terus tumbuh produksi peralatan militer pada wilayah masing-masing.

Baca Juga: Pindad AM1, Bisa Jadi Andalan Baru Senjata TNI, Saingi M4 Amerika

Kelengkapan tempur

Diantara peralatan militer yang punya prospek bagus oleh Indonesia dan Turki adalah ACV 6 x 6, dimana yang menjadi perhatian adalah Badak dan PARS III. Walau produksinya disesuaikan kebutuhan masing-masing negara, tetapi ada perbandingan keunggulan.

Ada kesamaan, dimana pada ACV Badak dan PARS III sama-sama dioperasikan tiga personel (dua pada turret dan seorang pengemudi). Juga menggunakan senjata pendukung berupa senapan mesin kaliber 7,62 mm, disamping senjata utama meriam kaliber 90 mm. Juga sama-sama bisa menahan ledakan ranjau darat.

Nah inilah perbandingan keunggulan Badak Pindad dan PARS III FNSS.

Badak Pindad, menggunakan mesin diesel 340 HP dilengkapi turbo charger intercooler. Badak Pindad memiliki top speed 80 km/jam dengan daya jelajah sejauh 600 km.

Bagian ruang pengemudi juga dilengkapi periskop melingkar, sebagai pengamanan dari ancaman terkena tembakan. Tetapi bagian periskopnya khusus untuk hanya pengemudi, sedangkan periskop untuk komandan ada pada bagian turret.

Sejauh ini, produksi Badak Pindad masih dibuat untuk versi alam tropis Indonesia. Sehingga, penggunaan Badak Pindad sangat cocok untuk alam Indonesia dan sejenis pada negara sekitarnya, misalnya Thailand, Malaysia, Philippina, Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan Laos.

 Baca Juga: Pindad Bandung Produksi Motor Skuter Listrik, Rambah Bisnis Kendaraan Komersil

PARS III FNSS, memiliki bobot tempur seberat 25.000 kg dan ditenagai oleh mesin diesel. Powerpacknya terdiri dari mesin diesel berpendingin air, dipadukan dengan transmisi otomatis penuh yang memungkinkan kecepatan jalan maksimum hingga 100 km/jam.

PARS III 6x6 mampu bermanuver pada kemiringan vertikal 60% dan kemiringan samping 30%, memanjat rintangan setinggi 0,7 meter, dan melintasi parit selebar 1,75 meter. Berkat desainnya yang unik dengan lokasi powerpack dan keseimbangan bobot yang optimal, kendaraan memiliki beban yang hampir sama di setiap gandar.

Salah satu keunggulan PARS III, adalah perlindungan pengemudi dari tembakan lawan. Sebab, ruangan pengemudi dan komandan berada pada kabin tertutup, dengan penglihatan melalui kaca periskop melingkar, serta bisa melihat ke bagian belakang.

PARS III 6x6 memiliki sistem AC terintegrasi, yang menjaga suhu internal kendaraan pada +25 °C, bahkan dalam kondisi gurun terpanas.

Nah, itulah perbandingan ACV 6 x 6 antara Badak Pindad dan PARS III FNSS Turki. Semoga bisa menjadi bahan menarik bagi para pencinta peralatan militer dunia. ***

 

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler