Platform Mendengarkan Musik Analog Tergeser Digital, Aplikasi Pemutar Lagu Menjadi Pilhan Anak Milenial

1 Januari 2024, 08:39 WIB
Di tengah gempuran flatform digital, mengoleksi kaset bagi penikmat sejati masih menjadi pilihan /Koleksi Dicky Harisman/

DESKJABAR – Sejak era digital menggantikan era analog atau manual, perkembangan industri  musik di  Indonesia maupun di negara lain tak lagi didistribusikan melalui platform analog seperti piringan hitam, pita kaset maupun compact disc.

Penggunaan piringan hitam dan pita kaset dirasakan sebagian masyarakat kita tidak praktis, compact disc masih lebih beruntung, kebiasaan mendengarkan masyarakat pada perangkat cakram ini berjalan agak lama, sekitar akhir tahun 1980 hingga tahun 2000 an.

Beberapa tahun lalu masih kita lihat beberapa single maupun album dari beberapa penyanyi dijual dengan sistem bundling melalui gerai fast food.

Lambat laut penjualan compact disc dengan “titip jual” ini pun tak semenggembirakan dibanding penjualan di awal-awal perubahannya.

Promosi sebuah album baru diperkuat di beberapa radio namun tak semua kalangan masyarakat memiliki kebiasaan mendengarkan radio.

Kondisi ini sangat kontras dibandingkan dengan perkembangan industri musik di Indonesia pada era tahun 1980 an.

Industri musik Indonesia pada paruh tahun tersebut sangat germerlap, promosi album baru dari seorang penyanyi atau grup band dilakukan melalui beberapa program televisi. 

Dari mulai Televisi Republik Indonesia  (TVRI) atapun melalui televisi swasta promosi lagu baru dilakukan dalam beberapa programnya. 

Salah satu program musik yang menjadi ikon di televisi swasta kala itu adalah acara musik  “Selekta Pop” yang merangkum lagu baru dengan menampikan penyanyi atau grup band nya.

Radio sebagai alat hiburan dan informasi bagi masyarakat kala itu menjadi pemantik dari penjualan album dengan program yang disebut tangga nada musik ataupun Top Chart yang antara lain memuat 10 lagu pendatang terbaik dalam setiap pekan.

Lagu-lagu bagus biasanya bertahan lebih lama di tangga nada teratas yang secara otomatis mengangkat angka penjualan.

Masih di paruh tahun 1980 an dapat kita lihat hampir di setiap kota terdapat Music Store yang menjual pita kaset lengkap dengan perangkat musik yang dilengkapi dengan Headphone untuk memberi kesempatan pembeli mencobanya terlebih dahulu.

Pemandangan ini beberapa puluh tahun lalu sudah tidak kita temukan lagi, karena  banyak music store gulung tikar karena compact disc lebih banyak diminati masyarakat atau pecinta musik.

Tak sedikit pengelola music  store yang menjual pita kaset melengkapi jualannya dengan compact disc audio.

Memasuki tahun 2000 an angka penjualan compact disc  mulai surut, teknologi compact disc MP3 mulai dikenalkan kepada masyarakat.

Keping compact disc yang telah dikompresi kedalam penyimpanan data yang lebih banyak ini konon mampu menyimpan ratusan lagu dalam sebuah keping CD.

Pada awalnya penjualan compact disc MP3 dibuat dengan teknologi yang bagus (original) meski tak bisa ditapikkan tak mampu mengalahkan kualitas suara dari compact disc audio biasa.

Namun nasib MP3 juga sama dengan nasib pita kaset atau pun compact disc. Upaya pembajakan dilakukan banyak orang untuk bisa menjual keping compact disc MP3 dalam harga yang murah.

Secara material, upaya ini tak  membuat penyanyi atau grup band ini bisa mendapatkan nilai angka penjualan yang pasti. 

Bandingkan ketika penjualan kaset pita masih berjaya, angka penjualan bisa dihitung dari distributor. Pada era tahun 1980 an jika ada album baru yang memiliki angka penjualan tinggi, biasannya akan diberikan reward berupa platinum bahkan kendaraan roda empat.

Bagaimana dengan promosi lagu pada beberapa tahun ke belakang? Promosi lagu-lagu  baru bergeser ke kanal youtube, masyarakat tertentu yang bisa mengakses promosi ini.

Kanal digital kemudian menjadi alat komunikasi yang dinilai ekektif, promosi lagu baru migrasi ke beberapa aplikasi semacam bank musik bernama Spotify.

Aplikasi pemutar lagu yang memuat lagu baru, lagu yang sedang trend ataupun lagu lama ini, sontak menjadi alternatif masyarakat untuk bisa mendengarkan lagu pilihan secara gratis. Unduh. Dan mulailah mendengarkan.

Tak hanya mendengarkan lagu favorit, pengguna juga bisa mencari lagu yang disukai dan menyimpan daftar-daftar lagu pilihan kedalam folder lagu favorit sehingga bisa didengarkan pada saat dibutuhkan. 

Bagaimana dengan anda? Platform apa yang anda pergunakan saat mendengarkan musik? ***

Editor: Sanny Abraham

Tags

Terkini

Terpopuler