DESKJABAR – Demam bermain lato-lato yang dilakukan anak kecil hingga dewasa membuat ada sebagian orang yang terganggu.
Beberapa postingan video di sosial media berupa sindiran “kegerahan” orang pada lato lato Saat dimainkan salah satunya adalah video dengan menggambarkan orang pergi ke hutan lantaran di kota setiap detiknya selalu terganggu oleh kebisingan suara lato lato ini.
Maraknya orang yang bermain lato lato juga menimpa acara sakral berupa ijab kabul dari sepasang calon pengantin yang diposting di aku instagram @video_medsos dari pemilik akun bokerrkerbokerr_19.
Baca Juga: Bandung Tujuan Wisata Pertanian Jeruk di Jawa Barat, di KBB Banyak jenis dan Instagramable
Dalam tayangan video berdurasi tiga puluh detik ini diperlihatkan sebuah acara ijab kabul yang khusyuk sebagaimana biasanya.
Dua calon pengantin dan para saksi terlihat tegang menanti saat paling bahagia di antara dua pasangan ini.
Saat penghulu membacakan kalimat ijab kabul, dari arah belakang para pengantar rombongan terdengar seseorang memainkan lato-lato.
Suara lato-lato yang keras terdengar sangat jelas diantara hadirin yang seluruhnya terdiam hanya mendengar kata-kata dari penghulu.
Pada saat membacakan kalimat ijab kabul tersebut, pak penghulu kehilangan fokus saat mendengar mainan dari plastik keras ini dimainkan terus menerus.
Masih mengucapkan kalimat ijab kabul, penghulu yang kehilangan fokus ini secara spontan menyuruh agar suara lato-lato yang dimainkan untuk segera dihentikan.
Yang terjadi adalah kalimat ijab kabul pun jadi kabur, kalimat yang meluncur dari penghulu ini spontan mengundang tawa hadirin yang kebanyakan dari pihak calon mempelai pria dan wanita.
Dengan Bismillahirrohmanirrohim.Wahai saudara Supriono bin Taman.... lato-lato... diam. Lato-lato diam. Gandeng (ribut), berisik!" kata pak penghulu.
Situasi hidmat dan tegang ini menjadi ger geran setelah adegan pak Penghulu kehilangan fokus. Aduh ada-ada saja.
Beberapa komentar yang muncul dai netizen pun beragam, kebanyakan komentar menyayangkan orang tua dari anak tersebut yang membiarkan anaknya bermain lato-lato di saat-saat yang sakral.
Tidak dijelaskan apakah penghulu selanjutnya harus mengulang lagi atau acara ijab kabul hanya terganggu saat itu saja.***