DESKJABAR – Menyambut tahun baru 2023 di Masjid Al Jabbar Bandung, pengunjung bisa sambil duduk di kursi yang tersedia di tempat ini. Kemegahan tempat ini menyisakan pekerjaan rumah untuk pengelola tempat ini yaitu sampah.
Pembangunan Masjid Al Jabbar memiliki sejarah panjang sejak tahun 2017, akhirnya tempat ibadah yang disebut ikon baru Jawa Barat diresmikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada, Kamis 30 Desember 2022.
Setelah dibuka untuk umum Masjid Al Jabbar mulai banyak dikunjungi masyarakat Bandung maupun luar Bandung, untuk aktivitas beribadah sekalian berwisata religi sambil menikmati indahnya tempat ini.
Masjid yang berdiri diatas lahan seluas 25 hektar ini berkapasitas 30.000 orang, area dalam masjid menampung 10.000 dan di plaza masjid 20.000 orang.
Pada tahun ini untuk pertama kalinya masyarakat menyambut datangnya pergantian tahun di tempat ini sebelumnya biasa dilakukan di Stadion GBLA Bandung.
Masjid ini terlihat seperti berada diatas danau yang mengelilinginya, sebenarnya danau dibuat untuk menampung dan menyerap air yang datang dari utara menuju selatan Kota Bandung.
Sehingga bisa meminimalisir banjir tahunan yang kerap menghantui masyarakat sekitar Bandung Timur, di pinggir danau tersebut dibuat air mancur yang memancar dari pinggiran area masjid ke dalam danau.
Menyambut Tahun 2023
Sehari setelah peresmian Masjid Al Jabbar bertepatan malam pergantian tahun 2022 ke 2023, di luar masjid pengunjung berkumpul menunggu datangnya tahun baru.
Untuk memanjakan pengunjung di area luar masjid yang diarsiteki Kang Emil ini, disediakan kursi berjajar menghadap samping masjid dan danau.
Disini pandangan tertuju ke bangunan masjid dihiasi empat menara menjulang tinggi dan cahaya lampu yang terang menghiasi kubah masjid. Cahaya yang dihasilkan lampu terlihat bisa berubah-ubah warna.
Baca Juga: Kasus Subang Nasib di 2023, Anjas : Kasus Besar Kedua Setelah Kasus Sambo, Mungkinkah Terungkap ?
Menjelang pergantian tahun baru di dalam masjid pengunjung terlihat asik menyimak tausiyah yang disampaikan Ustadz, sedangkan di luar masjid pengunjung asik bercengkrama sambil duduk menghadap danau sambil menikmati makanan yang dijajakan pedagang dadakan.
Sesekali kita juga akan merasakan nuansa lain ketika kereta lewat, masjid ini terlihat dari segi transportasi dan lingkungan terencana dengan sangat matang.
Bagi pengunjung di luar Bandung yang berniat untuk mengunjungi Masjid Al-Jabbar sangat mudah, dan tidak perlu takut terjebak kemacetan di jalan bisa menggunakan kereta api, karena masjid ini berdekatan dengan stasiun Cimekar Bandung.
Sulit Mencari Tempat Sampah
Sangat disayangkan masjid Al Jabbar yang megah dengan biaya yang terbilang tidak sedikit, kalau dibiarkan akan terlihat tidak nyaman oleh banyaknya sampah yang berserakan.
Dari pemantauan penulis sepanjang track jalan kaki di pinggir danau dan taman, merupakan tempat utama yang dimanfaatkan pengunjung untuk menikmati suasana Masjid Al Jabbar dari arah samping tidak terlihat satupun tempat sampah.
Sampah terlihat berserakan, apakah karena pengunjung tidak mengerti arti dan manfaat kebersihan atau karena mereka kesulitan mencari tempat sampah.
Di area ini tempat pengunjung menikmati danau dan bangunan utama masjid, bercengkrama, makan, minum sambil duduk di kursi yang berjejer di pinggir danau.
Jangan kaget setiap kaki melangkah pasti akan menemui sampah, terlihat hanya ada 2 titik tempat buang sampah masing 3 tempat sampah berukuran kecil yang terbuat dari bekas ember cat.
Tempat sampah tersebut ditempatkan didepan tangga masuk menuju plaza dan masjid utama, tempat sampah itu tidak sebanding dengan luas area dan kapasitas pengunjung masjid Al Jabbar Kota Bandung.***