SORE Nanti Ada Gerhana Bulan, Ibu Hamil Harus Bagaimana, Inilah Mitos yang Masih Dipercaya di Masyarakat Jawa

8 November 2022, 06:19 WIB
Sore nanti ada gerhana bulan, ibu hamil harus bagaimana. Ada mitos turun temurun yang masih dipercaya masyarakat Jawa saat gerhana bulan, termasuk bagi wanita hamil /maxpixel.net/

DESKJABAR – Pada Selasa sore nanti proses gerhana bulan akan terjadi dimana puncak gerhana akan terjadi pada pukul 18.00 WIB.

Fenomena alam gerhana bulan akan bisa dilihat di sejumlah wuilayah di Indonesia. Bagi beberapa otang peristiwa ini akan sangat menarik untuk dilihat.

Namun dibalik ueforia orang-orang untuk menyaksikan gerhana bulan, ada mitos yang masih dipercaya terutama di masyarakat jawa, khususnya bagi ibu hamil.

Dari laman lapan.go.id, gerhana bulan total sore nanti akan terjadi dengan durasi total selama 1 jam 24 menit, 58 detik.

Baca Juga: Gerhana Bulan Total Besok 8 November 2022 Dapat Dilihat di Seluruh Indonesia, Apa saja Yang Harus Dilakukan?

Dengan durasi sebanyak itu tentu bagi orang-orang yang senang dengan dunia astronomi, maka mereka akan cukup banyak waktu untuk melihatnya, mengabadaikannya karena termasuk peristiwa jarang dalam kurun waktu setahun ini.

Namun bagi masyarakat di Jawa yang masih percaya mitos tentang gerhana bulan, durasi selama itu tentu akan menjadi kekhawatiran, terutama bagi keluarga yang memiliki ibu yang sedang hamil.

Lalu ibu hamil harus bagaimana jikalau sedang terjadi gerhana bulan?

Betapa pentingnya peristiwa gerhana bulan bagi masyarakat Jawa tertulis pada sebah prasati tua yang diperkirakan prasatsi abad ke-9 .

Prasati tua itu menggambarkan bagaimana peristiwa gerhana bulan atau yang mereka sebut dengan candragrahana, merupakan sebuah peristiwa penting.

Baca Juga: Penyebab Kebakaran Balai Kota Bandung Masih Diteliti, Namun Dugaan Karena Aktivitas Pengerjaan Proyek di Atap

Peristiwa penting itu berjalan dengan berkembangnya mitos yang dipercaya di masyarakat mereka.

Hal itu terlihat daru relief di Candi Belahan yang berlokasi di Belahan Jowo, Wonosunyo, Kec. Gempol, Pasuruan, Jawa Timur

Relief di Candi Belahan menggambarkan candra sinahut kalarahu atau raksasa yang sedang menelan bulan, yang kemudian menjadi mitos turun temurun.

Salah satu mitos yang dipercaya adalah ibu hamil tidak boleh keluar rumah saat gerhana bulan terjadi.

Mereka percaya bahwa jika ibu hamil ke luar rumah saat gerhana bulan dikhawatirkan si jabang bayi di dalam kandungan akan memiliki bibir sumbing seperti bentuk gerhana.

Mereka juga percaya saat gerhana bulan ibu hamil juga harus membuat ubur merah putih sebagai penolak bala.

Baca Juga: UPDATE Kebakaran di Balai Kota Bandung, Lab Forensik Turun Tangan, Wali Kota Yana Mulyana Sampaikan Ini

Bubur merah putih tersebut dimaksudkan tidak saja sebagai penolak baya bagi si jabang bayi tetapi juga untuk menolak bala datangnya penderitaan, seperti musim paceklik atau wabah penyakit.

Mitos lainnya juga menyebutkan, saat gerhana bulan masyarakat akan memukul lesung padi yang diartikan memukul jasad Batara Kala agar memuntahkan bulan yang ditelannya.

Itulah mitos turun temurun yang sampai sekarang masih dipercaya di sebagian masyarakat Jawa. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler