PUASA ARAFAH IDUL ADHA HARI INI SEPERTI ARAB SAUDI ATAU BESOK Sesuai Keputusan Isbat Pemerintah Indonesia?

8 Juli 2022, 09:20 WIB
Kapankah puasa Arafah, menyesuaikan dengan Arab Saudi atau sesuai hasil Isbat Pemerintah Indonesia? /Pixabay/Konevi/

 

DESKJABAR – Puasa Arafah Idul Adha merupakan puasa yang dilakukan pada waktu yang telah ditentukan, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Puasa Arafah Idul Adha merupakan ibadah sunnah yang banyak dilakukan oleh kaum muslimin di seluruh dunia kecuali haji orang yang sedang melakukan ibadah haji karena memang tidak dicontohkan.

Namun terkadang ibadah Puasa Arafah Idul Adha sering menjadi perbincangan yang tidak pernah selesai karena hampir setiap tahunnya selalu terjadi perbedaan dalam menentukan penanggalan Hijriyyah.

Baca Juga: SEGERA Klaim Kode Redeem FF 8 Juli 2022, M1887 Terrano Burst vs Rapper Underworld, Incaran Para Gamers

Seperti halnya pada penanggalan bulan Dzulhijjah 1443 H terdapat perbedaan penentuan penanggalan puasa Arafah Idul Adha.

Bahkan bukan hanya pada tatanan di dalam negeri saja, tahun ini Pemerintah Indonesia pun dipastikan berbeda dengan Arab Saudi.

Lalu bagaimanakah menyikapi hal tersebut? Haruskah kita mengikuti Arab Saudi ataukah sesuai dengan keputusan sidang Isbat Pemerintah Indonesia?

Keputusan yang telah dibuat baik oleh Arab Saudi maupun Pemerintah Indonesia bukan tanpa ilmu, tapi mereka telah melakukan sidang yang dilakukan oleh para ahli sehingga mendapatkan keputusan seperti itu.

Baca Juga: ASEAN PARA GAMES 2022, Membuka Pendaftaran Menjadi Relawan atau Volunteer, Ini Link Daftar dan Syaratnya

Hilal yang terlihat di Indonesia dan di Arab Saudi bisa jadi tidak sama. Terkadang di Indonesia tidak terlihat sedangkan di Arab Saudi terlihat.

Kejadian seperti itu pun pernah terjadi pada zaman sahabat, ketika itu sahabat yang berada di Syam pernah mengaku melihat hilal pada malam Jum’at, sedangkan sahabat yang berada di Madinah melihatnya pada malam Sabtu.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahih Muslim Kitab Puasa, Bab Penjelasan bahwa setiap negara berpegangan dengan hasil rukyah mereka, dan jika mereka telah melihat hilal di suatu wilayah.

Baca Juga: Libur Sekolah Segera Usai PTM Akan Dimulai, IDAI Imbau Siswa Dapat Vaksinasi Lengkap dan Booster Covid-19

"Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr -Yahya bin Yahya berakata- telah mengabarkan kepada kami -sementara dua orang yang lain berkata- telah menceritakan kepada kami Isma'il, yakni anak Ja'far dari Muhammad bin Abu Harmalah dari Kuraib bahwasanya: Ummul Fadhl binti Al Harits mengutusnya menghadap Mu'awiyah di Syam. Kuraib berkata: Aku pun datang ke Syam dan menyampaikan keperluannya kepadanya. Ketika itu aku melihat hilal awal Ramadhan pada saat masih berada di Syam, aku melihatnya pada malam Jum'at. Kemudian aku sampai di Madinah pada akhir bulan. Maka Abdullah bin Abbas bertanya kepadaku tentang hilal, ia bertanya, "Kapan kalian melihatnya?" Aku menjawab, "Kami melihatnya pada malam Jum'at." Ia bertanya lagi, "Apakah kamu yang melihatnya?" Aku menjawab, "Ya, orang-orang juga melihatnya sehingga mereka mulai melaksanakan puasa begitu juga Mu'awiyah." Ibnu Abbas berkata: "Akan tetapi kami melihatnya pada malam Sabtu. Dan kamipun sekarang masih berpuasa untuk menggenapkannya menjadi tiga puluh hari atau hingga kami melihat hilal." Aku pun bertanya, "Tidakkah cukup bagimu untuk mengikuti ru'yah Mu'awiyah dan puasanya?" Ia menjawab, "Tidak, beginilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami." Dalam lafazh "NAKTAFI" (tidak cukupkah bagi kami?) atau "TAKTAFI" (tidak cukupkah bagimu?), Yahya bin Yahya agak ragu."

Selain itu syariat dilakukannya puasa Arafah sudah ada lebih dulu sebelum disyariatkannya ibadah wukuf di Arafah.

Puasa Arafah sudah disyariatkan sejak tahun kedua Hijriyyah sedangkan syariat wukuf di Arafah baru disyariatkan pada tahun keenam Hijriyah.

Jadi secara pensyariatan pun tidak ada hubungannya antara puasa Arafah dengan wukuf di Arafah.

Penjelasan tentang permasalahan ini in syaa Allah akan di bahas pada tulisan berikutnya di DeskJabar.com

Selain hal-hal di atas masih banyak alasan mengapa puasa Arafah harus mengikuti penanggalan yang dilakukan di suatu tempat yang tidak bisa disampaikan pada kesempatan kali ini.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Aplikasi HaditsSoft

Tags

Terkini

Terpopuler