Resmi, Anies Baswedan Mengganti 22 Jalan di Jakarta dengan Nama Tokoh Betawi, Inilah Biodata Para Tokoh Itu

22 Juni 2022, 10:31 WIB
Peresmian nama 22 tokoh Betawi menjadi nama jalan dilakukan Anies Baswedan di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan, Senin 20 Juni 2022 lalu. /PPID DKI/

DESKJABAR - Gubernur DKI Anies Baswedan resmi mengabadikan nama 22 tokoh Betawi menjadi nama jalan di Jakarta.

Penggantian nama jalan oleh nama 22 tokoh Betawi tersebut, kata Anies Baswedan, merupakan bentuk apresiasi Pemerintah DKI Jakarta atas jasa-jasa mereka.

Anies Baswedan mengatakan, 22 tokoh Betawi itu memiliki peran besar terhadap Jakarta dan masyarakat Indonesia.

Peresmian nama 22 tokoh Betawi menjadi nama jalan dilakukan Anies Bswedan di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan, Senin 20 Juni 2022 lalu.

“Mereka adalah pribadi yang dikenang karena mereka memberikan manfaat bagi sesama, mereka ini adalah pribadi yang kita kenang karena hidupnya dihibahkan untuk kemajuan,” jelas Gubernur DKI Anies dikuip dari rilis PPID DKI Jakarta, Selasa, Juni 2022.

Inilah 22 nama tokoh Betawi yang diabadikan menjadi nama jalan di Jakarta, berikut biodata masing-masing tokoh tersebut.

Baca Juga: Wisata Jakarta, Anies Baswedan Sebut Jakarta Hajatan bukan HUT Jakarta

Jakarta Pusat

1. Jalan Tino Sidin menggantikan Jalan Cikini VII

Tino Sidin lahir di Tebing Tinggi, Sumatra Utara, pada 25 November 1925. Pada usia 20 tahun, ia menjadi guru gambar di Yogyakarta.

Kemudian di era 1980-an dia mengisi program acara TVRI berjudul “Gemar Menggambar”. Tino Sidin juga sempat berperan dalam militer di era revolusi kemerdekaan.

2. Jalan Mahbub Djunaidi menggantikan Jalan Srikaya

Mahbub Djunaidi adalah sastrawan, politisi, cendekiawan dan juga tokoh NU. Ia dikenal sebagai pendekar pena. Lahir 27 Juli 1933 dan meninggal 1 Oktober 1995.

Ia merupakan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang pertama.

3. Jalan Raden Ismail menggantikan Jalan Buntu.

Rade Ismail seorang seniman peran keturunan ningrat. Pendidikannya pun mentereng, yaitu Europese Lagere School, Koningin Wilhelmina School. Ia merupakan keponakan pahlawan nasional MH Thamrin.

Selain melawat ke negara-negara di Asia Tenggara untuk bermain opera, ia juga telah membintangi sebanyak 62 judul film. Ia meninggal tahun 1969.

4. Jalan Hamid Arief menggantikan Jalan Tanah Tinggi 1 gang 5

Nama lengkapnya Abdul Hamid Arief. Ia seorang aktor Indonesia yang aktif pada era tahun 1950-1980-an. Lahir pada 15 November 1924, ketika Jakarta masih bernama Batavia. Ia meninggal pada 20 Desember 1992, Jakarta

5. Jalan H. Imam Sapi’ie menggantikan Jalan Senen Raya

Imam Syafi’ie dikenal dengan panggilan Bang Pi’ie. Ia adalah salah satu jawara Betawi yang lahir di Kampung Bangka, Kebayoran Baru pada 27 Agustus 1923.

Bang Pi'ie dikenal sebagai pengawal Bung Karno dan sempat menjadi Menteri Khusus Keamanan dalam Kabinet Dwikora.

6. Jalan Abdullah Ali menggantikan Jalan SMP 76.

Abdullah Ali merupakan tokoh Betawi ahli perbankan Indonesia.

7. Jalan M. Mashabi menggantikan Jalan Kebon Kacang Sisi Utara

Nama lengkapnya Muhammad Ridwan Mashabi, namun lebih dikenal sebagai  M. Mashabi. Ia seorang musisi dan penulis lagu asal Kebon Kacang, Tanah Abang. Lahir pada 1943, dan meninggal pada 1967

8. Jalan H.M Saleh Ishak menggantikan Jalan Kebon Kacang Sisi Selatan

Putra asli Jakarta dan Pahlawan Kemerdekaan pada tahun 1945-1950-an. Namanya ditetapkan sebagai nama jalan Kebon Kacang Raya sisi Selatan. Ia dimakamkan di Taman makam Pahlawan Jakarta.

Jakarta Utara

9. Jalan Mualim Teko menggantikan Jalan depan Taman Wisata Alam Muara Angke

Mualim Teko merupakan ulama Betawi yang wafat di Kapuk Teko.

Baca Juga: Tebet Eco Park Jakarta Ditutup Sementara, Anies Baswedan Ajak Publik Wisata di Ratusan Taman Lain

Di Jakarta Barat

10. Jalan Guru Ma’mun menggantikan Jalan Rawa Buaya

Guru Ma'mun merupakan ulama Betawi di Rawa Buaya Cengkareng, Jakarta Barat.

11. Jalan Syekh Junaid Al Batawi menggantikan Jalan Lingkar Luar Barat

Ia adalah ulama Betawi yang menyebarkan agama Islam di Betawi pada abad ke-18.

Di Jakarta Selatan

12. Jalan H. Rohim Sa'ih menggantikan nama jalan di Bantaran Setu Babakan barat

Ia pernah menyediakan lahan untuk disewakan guna pembuatan Perkampungan Budaya Betawi yang sekarang dikenal dengan Zona Embrio.

13. Jalan KH. Ahmad Suhaimi menggantikan jalan di Bantaran Sewu Babakan Timur

Ia adalah seorang tokoh masyarakat, sekaligus penggagas berdirinya Masjid Baitul Ma’mur (kini menjadi Masjid Raya Baitul Ma’mur), juga beberapa masjid di sekitar Kelurahan Srengseng.

14. Jalan KH. Guru Amin menggantikan Jalan Raya Pasar Minggu sisi utara

Kiai Haji Raden Muhammad Amin merupakan seorang ulama pejuang di era kemerdekaan Indonesia. Sosok yang dikenal sebagai Guru Amin Kalibata itu pernah memimpin para santri dalam melawan Belanda di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.

Guru Amin juga pernah menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan anggota Dewan Peumus Persiapan Proklamasi Kemerdekaan bersama tokoh nasional lainnya. Misalnya, Soekarno, Hatta, Abdul Kahar Muzak

15. Jalan Hj. Tutty Alawiyah menggantikan Jalan Warung Buncit Raya

Hj. Tuty Alawiyah bernama lengkap Dra. Hj. Tuty Alawiyah Abdullah Syafi'ie. Ia Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada tahun 1998 hingga tahun 1999 pada Kabinet Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan.

Tuty merupakan lulusan IAIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan. Ia lahir 30 Maret 1942, Jakarta dan meninggal 4 Mei 2016.

Baca Juga: Anies Baswedan: Selamat Datang dI Jakarta! Seluruh Jajaran Komite, Pembalap, Para Official Jakarta E-Prix 2022

Jakarta Timur

16. Jalan Mpok Nori menggantikan Jalan Bambu Apus Raya

Mpok Nori merupakan komedian yang dulu kerap nongol dalam Lenong Betawi. Ia lahir pada 10 Agustus 1930, Jakarta dan meninggal pada 3 April 2015.
Semasa hidup, ia tinggal di Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur.

17. Jalan H. Bokir bin Dji’un menggantikan Jalan Raya Pondok Gede

H. Bokir bin Dji'un merupakan seniman hebat dan juga ikon Betawi. Orangtuanya Mak Kinang dan Dji'un. Lahir 25 Desember 1923 dan meninggal 18 Oktober 2002, Cilangkap, Jakarta.

Ia merupakan paman dari tokoh komedian Betawi lainnya yaitu Mandra, Omas, dan Mastur.

18. Jalan Haji Darip menggantikan Jalan Bekasi Timur Raya

Haji Darip, jagoan asal Klender kelahiran tahun 1900. Dia putra pemimpin gerombolan yang terkenal, Gempur. Dia dimitoskan punya jimat kekebalan. Dia pendakwah dan pejuang pada masa revolusi yang dijuluki Panglima Perang Klender.

19. Jalan Entong Gendut menggantikan Jalan Budaya

Entong gendut merupakan tokoh pejuang asal Condet. Ia memimpin pemberontakan masyarakat Condet terhadap Belanda tahun 1916.

20. Jalan Rama Ratu Jaya sebelumnya Jalan BKT Sisi Barat

Rama Ratu Jaya adalah tokoh jawara Betawi yang memimpin pemberontakan Tambun pada April 1869. Dalam penyerangan itu Asisten Resident Belanda terbunuh sehingga kabar pemberontakan Ratu Rama Jaya sampai ke Ratu Wilhelmina di Belanda.

Di Kepulauan Seribu

21. Jalan Habib Ali bin Ahmad menggantikan Jalan Pulau Panggang

Ia merupakan ulama yang pertama kali menyebarkan Islam di Pulau Panggang dan sekitarnya. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Pulau Panggang.

22. Jalan Kyai Mursalin menggantikan nama jalan di Pulau Panggang

Ia merupakan ulama dan seorang jawara.

Itulah 22 tokoh Betawi yang namanya diabadikan menjadi nama jalan oleh Anies Baswedan.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: PPID DKI JAKARTA

Tags

Terkini

Terpopuler