DESKJABAR – Penyiksaan santet Sewu Dino artinya 1.000 hari itu terlalu lama bagi korban, karena selama itu baik fisik maupun jiwanya selalu tersiksa.
Namun demikian, cerita Sewu Dino tampaknya sudah menjadi takdir tidak bisa ditawar-tawar lagi, artinya kalau kurang dari 1.000 hari artinya penangkal santet itu gagal. Sehingga keadaan horor, dan mistis terus berlanjut.
Dela yang menjadi korban santet hanya sebagai pengalihan saja, sebenarnya santet bukan ditujukan kepada dirinya, tapi kepada orang lain.
Orang lain yang selama ini disembunyikan sebenarnya itulah target utama yang menjadi tujuan upaya santet.
Namun entah bagaimana sampai bisa salah sasaran, atau mungkin semua anggota keluarga yang disantet itu sebenarnya orang kuat pula dan bisa menangkalnya.
Atau ilmu keluarga orang kaya yang menjadi sasaran santet ini lebih lihai pula dari tipu daya santet.
Akan halnya Dela, gadis belia seusia SMA, jiwa dan raganya menjadi tersiksa. Setiap malam ia harus dimandikan dan kerasukan roh jahat, sampai tidak sadarkan diri.
Menjerit, meraung-raung, kesakitan tanpa ia sadari. Tangan serta kakinya pun dirantai, agar ia tidak bisa ngamuk bahkan agar tidak kabur atau menyerang orang lain.
Sri, Erna, dan Dini mempunyai tugas memandikan Dela tengah malam. Sedangkan kondisi Dela sangat memprihatinkan, badannya kurus kering, dan mengeluarkan bau busuk.
Mbah Thamin menugaskan mereka untuk mengurusi dan menjaga Dela. Namun, mungkin salah seorang dari pembantu rumah itu, bernama Erna, malah kena santet dan meninggal dunia.
Baca Juga: CERITA MISTIS, Sewu Dino, Tumbal Adu Kekuatan Ilmu Santet, Lawan Tanpa Kasat Mata Mbah Thamin
Tinggallah Sri dan Dini yang mengurus Dela, serta memandikannya tengah malam dengan air sumur khusus yang sudah diberi mantra mbah Thamin.
Sejak sore, mbah Thamin mewanti-wanti kepada Sri dan Dini agar tidak membuka pintu kalau ada yang datang tengah malam. Namun, malah larangan itu dilanggar kedua pembantu rumah tangga itu.
Malam sudah larut, dan mereka sudah terserang kantuk. Tapi ketika tiba-tiba terdengar daun pintu ada yang mengetuk dari luar.
Dini bergegas mau membuka pintu tapi dengan sigap Sri menahannya sambil berkata pelan, “jangan dibuka kata mbah tidak boleh dibuka,” kata Sri.
Tapi ketukan di daun pintu itu semakin keras dan mereka berfikir mungkin mbah Thamin sudah kembali.
Akhirnya, Dini membukakan daun pintu, dan masuklah mbah Thamin tanpa berkata-kata langsung masuk kamar Dela.
Tidak berapa lama mbah Thamin menyuruh Sri dan Dini untuk memandikan Dela, tapi kali ini tangan dan kakinya tidak disuruh dulu diikat dengan rantai.
Anehnya, Dela tidak mengamuk seperti biasanya saat hendak dimandikan. Dela kelihatan tersenyum kepada Sri dan Dini, seolah mengucapkan terima kasih karena mereka tidak mengikat dengan rantai.
Malam semakin larut, Sri dan Dini akhirnya tertidur karena kecapean di kamar berdua.
Esoknya, ketika mereka berada di pinggir sumur sambil mencuci pakaian, dari kejauhan datang sosok berperawakan seperti mbah Thamin.
Setelah dekat, ternyata benar yang datang itu mbah Thamin. Sambil menyapa, Sri memberanikan diri bertanya kepada mbah Thamin, “Bukankah mbah semalam sudah datang, tapi sekarang malah mbah datang pagi-pagi,” tanya Sri heran.
Wajah mbah Thamin memerah dan cemberut sambil bergumam, “sudah kubilang jangan buka pintu tengah malam, kamu nggak nurut,” katanya.
Sri dan Dini terpaku keheranan, jadi siapa yang datang malam tadi padahal mirip mbah Thamin.
Kalau membaca thread akun Twitter SimpleMan (@SimpleM81378523), cerita Sewu Dino rasanya terlalu lama sampai 1.000 hari malam, karena kasihan terhadap Dela harus tersiksa setiap malam.
Tapi rupanya sudah ditakdirkan bahwa pengaruh santet bisa hilang setelah 1.000 hari. Dan nampaknya pengaruh santet tidak bisa ditawar-tawar sebelum Sewu Dino.***