DESKJABAR – Banyak kalangan menilai bahwa Piala Dunia 2022 di Qatar menandai berakhirnya era sepakbola tiki taka.
Penguasaan bola tak selalu membuahkan kemenangan. Di Qatar, tim-tim yang penguasaan bola lebih sedikit yang justru tampil di semifinal dan final.
Bahkan Spanyol yang dikenal sebagai pencipta sepakbola tiki taka sudah tersingkir di babak 16 besar di Piala Dunia 2022 di Qatar.
Hal itu juga dipertegas pelatih legendaris asal Italia, Fabio Capello bahwa apa gunanya penguasaan bola yang tinggi kalau tidak ada tembakan yang diarahkan ke gawang.
Capello pun dengan tegas mengatakan bahwa Piala Dunia 2022 di Qatar telah menandai berakhir era sepakbola tiki taka.
Sepakbola tiki taka adalah sepakbola yang menekankan pada penguasaan bola operan pendek yang pernah mencapai puncaknya pada tahun 2008 hingga 2012.
Hal itu ditandai dengan dominasinya Barcelona di berbagai event penting serta banyak diadopsi di timnas Spanyol lewat arahan pelatih Aragones yang kemudian diteruskan oleh Vicente Del Bosque.
Di era tersebut, Soanyol menjuarai Euro 2008 dibawah Luis Araones dan mencapai puncaknya dengan menjuarai Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dibawah arahan Del Bosque.
Sepakbola tiki taka pun merambah ke berbagai penjuru sepakbola dalam beberapa tahun kemudian. Namun perjalanan model ini berakhir sudah di Piala Dunia 2022 di Qatar.