Flare Selebrasi Penonton Ganggu Persib vs Bali United di Piala Presiden 2022, Robert Alberts Justru Maklum

- 15 Juni 2022, 18:00 WIB
Flare Bahayakan Laga, Robert Alberts Justru Maklum.
Flare Bahayakan Laga, Robert Alberts Justru Maklum. /persib.co.id/

DESKJABAR - Flare (suar) jadi masalah serius pada pertandingan kandang Persib Bandung vs Bali United di turnamen pramusim Piala Presiden 2022.

Sejumlah bobotoh fanatik Persib punya kebiasaan menyalakan flare saat merayakan gol yang dibuat pemain pujaannya.

Tidak perduli gara-gara flare, situasi pertandingan berubah. Bahkan merugikan permainan Persib, yang penting flare langsung menyala usai gol tercipta.

Baca Juga: 5 Pemain Persib Bandung Terancam Masalah Besar Saat Bentrok dengan Persebaya Surabaya

Flare pun bisa berbuntut panjang, karena menganggu jalannya pertandingan. Persib, selaku tuan rumah, bisa terancam sanksi.

Mungkinkah flare bisa dihentikan dan hilang dari pandangan di gelaran turnamen Piala Presiden grup C di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA)?

Sulit untuk memastikannya. Karena karakter bobotoh berbeda-beda. Ada yang murni senang menonton orkestra sepak bola.

Ada juga yang senang hura-hura: menonton dan mendukung Persib, sembari menyalakan flare usai pemain Persib menjebol gawang musuh.

Baca Juga: DIPERKETAT! Masuk GBLA Nonton PERSIB vs PERSEBAYA Piala Presiden 2022, Keamanan Kecolongan di Laga Sebelumnya

"Kami tahu bagaimana suporter di Indonesia itu sangat fanatik terhadap klubnya dan sepakbola Indonesia itu sendiri," kata Robert Alberts ketika diminta komentarnya soal flare.

"Apalagi, suporter Indonesia sudah lebih dari dua tahun tidak berada di stadion," sambung Robert Alberts pada wartawan di Stadion Gelora Bandung Lautan (GBLA), Rabu 15 Juni 2022.

Menurut Robert Alberts, berdasarkan pengalamannya, di Eropa, banyak pertandingan yang menyalakan flare.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Wisata Pantai Menawarkan Surga Tersembunyi di Sukabumi, yang Eksotis, Hits dan Instagramable

Tapi di sana (Eropa) jarang melihat pertandingan di sana dihentikan akibat flare yang dinyalakan penonton.

"Selama tidak membahayakan, pertandingan tetap berjalan dan saya rasa kami harus berpikir sama," ungkap Robert Alberts.

Opini Robert Alberts, jika situasinya tidak membahayakan, sebaiknya ada toleransi dan pengertian dari situasi seperti itu.

"Sekali lagi, ini tentang saling pengertian dari permainan dan pemahaman terhadap situasi," sambung Robert Alberts.

Tetapi jika flare yang dinyalakan membuat situasi jadi berbahaya, maka aturan harus ditegakkan. Dan semua orang harus mentaati peraturan tersebut.

"Tapi mereka mempunyai aturan dan kami harus mengikuti peraturannya. Orang-orang harus menerima aturan tersebut," tukas Robert Alberts.***

 

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah