Iwa menambahkan, dalam penggunaan dana hibah, tidak menutup kemungkinan jika ada yang terlewat dari sisi administrasi. Untuk itu, pihaknya siap memberikan pendampingan dan arahan-arahan jika KONI Kota Bandung memiliki kesulitan dalam penggunaan anggaran tersebut.
Baca Juga: Preman Pensiun Manusia Merdeka, Mengapa Cerita Berlatar Developer Mengincar Tanah di Desa
“Untuk teknisnya, ada beberapa cara. Salah satunya, kita akan bentuk tim anggaran yang akan memberikan pendampingan. Kalau sudah jelas peruntukkannya, kan tidak perlu lagi dikonsultasikan. Kecuali ada keragu-raguan atau perpindahan alokasi. MoU ini secara formal, tapi secara tidak formal pun kita bisa memberikan pendampingan,” ujar Iwa.
Sementara Ketua Umum KONI Kota Bandung, Nuryadi mengatakan apa yang disampaikan oleh Kajari itu betul, dirinya sangat gembira ketika Kajari bersama lembaganya akan melakukan pengawalan tentang data anggaran pengawasan dan penggunaan anggaran KONI. "Mereka akan memberikan pertimbangan dan membantu ketika ada kesulitan dalam penggunaan anggaran," ujar Nuryadi.
Baca Juga: 5 Potret Nadya MasterChef Penakluk Lord Adi di MasterChef Indonesia Season 8, Ternyata Punya Bisnis Toko Roti
Salah satu kesulitan yang kerap dihadapi KONI Kota Bandung, kata Nuryadi, yakni terjadinya miss-komunikasi pada saat anggaran turun. Di satu sisi, pembinaan yang dilakukan cabang olahraga sebagai anggota KONI Kota Bandung sudah dilakukan sejak awal tahun atau bulan Januari.
“Tapi kan anggaran itu ‘turun’ di bulan Maret atau April. Ini salah satu hal yang perlu kita komunikasikan. Bahkan ada cabang yang melalukan kegiatan kirim atlet dari Januari, siapa yang membiayai," ucapnya.
"Bagaimana solusinya, apakah bisa dengan peminjaman dan dari mana. Atau harus seperti apa. Jadi dengan adanya MoU ini akan menjadi pengawalan bagi penggunaan anggaran sehingga muaranya untuk prestasi olahraga Kota Bandung,” kata Nuryadi.***