DESKJABAR - Sudah tiga musim Robert Alberts menjadi sutradara Persib Bandung di kompetisi kasta tertinggi Indonesia.
Tapi belum ada satu pun gelar juara yang bisa disodorkan pelatih berpaspor Belanda ke "lemari prestasi" Persib.
Tangan dingin Robert Alberts belum bisa menyulap tim Persib ditakuti lawan dan menjadi klub nomor satu Indonesia.
Padahal dari sisi materi pemain, squad Robert Alberts terbilang mumpuni. Banyak dihuni pemain hebat dengan kualitas teknik jempolan.
Prestasi terbaik Robert Alberts hanya bisa membawa Persib finish di urutan kedua kompetisi Liga 1 musim lalu.
"Betul musim lalu kami finish di posisi runner up di bawah Bali United. Target juara tidak tercapai," kara Robert Alberts.
Tapi harus diketahui, musim lalu, hajatan Liga 1 digelar dalam kondisi tidak normal. Menggunakan format kompetisi "buble".
Semua peserta berkompetisi di satu kota, dengan Bali sebagai tuan rumah. Dan di akhir musim Bali United jadi juara.
"Di gelaran kompetisi yang tidak seperti biasanya, bukan sistem home and away, Persib bisa jadi runner up," ungkap Robert Alberts.
"Musim ini, dengan home and away, kami ingin jadi juara. Setiap tahun kami ingin ada perbaikan prestasi," sambung Robert Alberts pada wartawan, Jumat 16 Juli 2022.
Siapapun pelatihnya, setiap musim kompetisi Liga 1 digelar, Persib selalu mematok gelar juara. Mereka tidak rela dikangkangi seterunya.
Tapi faktanya, Persib selalu mendapat tantangan besar. Semua pesaingnya tidak rela Persib jadi juara.
Hingga perlawanan hebat selalu disemburkan semua pesaing. Membuat Persib seolah menjadi musuh bersama.
Tapi Robert Alberts tidak perduli. Di tengah badai cedera pemain dan intaian para pesaing, target juara harga mati yang harus bisa diraih.
"Justru itu (gelar juara) yang kami inginkan. Kami memiliki hasrat yang besar di setiap musim kompetisi," bilang Robert Alberts.
"Kami ingin prestasi terbaik. Kami mempunyai kualitas untuk mewujudkan itu (gelar juara)," Robert Alberts menegaskan.***