Setelah Presiden Jokowi, Kini Gibran Disebut Pengamat Potensial Jadi Ketua Umum Partai Golkar

- 13 Maret 2024, 06:15 WIB
Gibran Rakabuming Raka putra sulung Presiden Jokowi yang menjadi calon wakil presiden pasangan Prabowo Subianto disebut pengamat poltik potensial untuk jadi Ketua Umum Partai Golkar
Gibran Rakabuming Raka putra sulung Presiden Jokowi yang menjadi calon wakil presiden pasangan Prabowo Subianto disebut pengamat poltik potensial untuk jadi Ketua Umum Partai Golkar /Instagram @gibran_rakabuming/

DESKJABAR - Setelah sebelumnya muncul isu Presiden Jokowi berpeluang akan menjadi Ketua Umum Partai Golkar, kini muncul wacana putranya Gibran Rakabuming Raka juga berpotensi jadi Ketua Umum partai berlambang pohon beringin tersebut.

Adalah pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari yang mengatakan jika Gibran Rakabuming Raka berpeluang jadi Ketua Umum Partai Golkar.

Hal itu disampaikan Qodari, menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo, yang menyebut empat nama potensial sebagai Ketum Golkar yakni Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadalia, dan Agus Gumiwang Kertasasmita.

"Di luar empat nama yang disebutkan Bamsoet, menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi Ketum Golkar ke depan yaitu Gibran Rakabuming Raka,” ungkapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa 12 Maret 2024.

Baca Juga: Prabowo Gibran Hancurkan Kandang Banteng, Unggul Telak di Jawa Tengah atas AMIN dan GAMA

Baca Juga: Sejumlah Rumah Rusak Dihantam Gelombang Tinggi di Pesisir Sukabumi, Pesisir Garut Waspada

Menurut Qodari, ada dua alasan kenapa putera sulung Presiden Jokowi itu layak menakhodai Partai Golkar. Pertama, Gibran tidak lama lagi menduduki jabatan posisi strategis sebagai orang nomor dua di Indonesia.

Kata dia, selama ini karakteristik Partai Golkar memiliki kecenderungan sebagai partai yang melekat dan bagian dari pemerintahan, tentunya linear dengan Gibran sebagai wapres sekaligus ketua umum Partai Golkar.

“Partai Golkar punya kecenderungan yang sangat kuat untuk memiliki kaki, memiliki akses di pemerintahan, bukan hanya menteri tetapi juga atau bahkan wakil presiden, karena Golkar adalah partai yang ideologinya karya dan kekaryaan dan selalu berorientasi untuk menjadi bagian dari pemerintahan,” jelasnya.

Bercermin pada Jusuf Kalla

Qodari melihat pengalaman itu terjadi pada wakil presiden (wapres) ke-10 dan 12 Jusuf Kalla saat menjabat pertama kali pada periode 2004-2009. Pada saat yang sama, JK juga berhasil menduduki ketua umum Golkar.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x