Yuni Asisten Rumah Tangga Caleg DPRD DKI, Modal Rp2,5 Perolehan Suaranya Kalahkan Artis Astrid Kuya

- 22 Februari 2024, 09:46 WIB
 Yuni Sri Rahayu (41) seorang Asisten Rumah Tangga (ART) pada saat melakukan kampanye dengan door to door. Ia nekat menjadi Caleg DPRD DKI Jakarta dari Partai Buruh hanya bermodalkan Rp2,5 juta. Hingga Selasa 20 Februari 2024 malam, sudah memperoleh lebih dari 20 ribu suara.
Yuni Sri Rahayu (41) seorang Asisten Rumah Tangga (ART) pada saat melakukan kampanye dengan door to door. Ia nekat menjadi Caleg DPRD DKI Jakarta dari Partai Buruh hanya bermodalkan Rp2,5 juta. Hingga Selasa 20 Februari 2024 malam, sudah memperoleh lebih dari 20 ribu suara. /Medsos/

DESKJABAR - Seorang Asisten Rumah Tangga (ART) bernama Yuni Sri Rahayu (41) jadi perbincangan di media sosial karena nekat menjadi calon legislastif(Caleg) DPRD DKI Jakarta dengan hanya bermodalkan uang tidak lebih dari Rp3 juta.

Yuni Rahayu maju sebagai caleg dari Partai Buruh bersaing dengan Astrid Kuya istrinya Uya Kuya di Daerah Pemilihan (Dapil) 7 Jakarta yang meliputi wilayah Cilandak, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Setia Budi, dan Pesanggrahan,.

Berdasarkan real count KPU hingga Selasa 20 Februari 2024 malam, Yuni asal Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan sudah memperoleh lebih dari 20 ribu suara.

Perolehan suara tersebut sungguh sangat luar biasa, mengingat Yuni yang seorang ART dan hanya bermodalkan uang Rp2,5 juta harus bersaing dengan 172 caleg lain, termasuk petahana dari parpol-parpol besar, untuk berebut sepuluh kursi di dapilnya.

Baca Juga: Perolehan Suara 11 Artis untuk DPR RI di Dapil Jatim: Ada Ahmad Dhani, Kris Dayanti, Chef Arnold, Dll

Menurut Yuni dalam penuturannya kepada media, sedikit uang yang ia punya digunakan untuk membuat alat peraga kampanye (APK) seperti poster, stiker, gantungan kunci, dan kalender.

Karena modal yang sangat minim, Yuni tidak memasang baliho besar-besar atau spanduk bergambar dirinya. Ia mengaku hanya menerapkan kampanye terbuka menyapa pemilih dari pintu ke pintu. Itu pun dilakukannya di luar jam kerja atau saat dia libur.

"Ya pokoknya kalau dari awal, misal kayak APK saja, itu nggak sampe Rp 2 juta, cuma kalau sama tes seperti itu bisa sampai sekitar Rp 2,5 juta," tutur Yuni yang mengaku mendapatkan modal untuk membuat APK dari menyisihkan sedikit gajinya sebagai PRT.

Dalam kampanyenya, Yuni  fokus mengedukasi pemilih bahwa diskriminasi PRT masih terjadi di Indonesia dan soal RUU PPRT yang hingga saat ini belum juga disahkan.

Pada saat kampanye, ungkap ibu dari empat orang anak itu, tidak jarang muncul komentar yang menyudutkan atau bahkan meremehkannya. Namun tal patah arang, jika tidak bisa menemui pemilih secara langsung, ia berkampanye lewat media sosial.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x