DESKJABAR - Kepala desa (Kades) yang turut serta dalam unjuk rasa Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) pada Rabu kemarin, Kades yang kedapatan merusak pintu dan tembok pagar gedung DPR RI, kini diburu Polisi.
Polisi sedang memburu Oknum Kades yang kedapatan dalam aksi unjuk rasa Apdesi tersebut, diduga melakukan aksi pengrusakan pada pintu dan tembok pagar gedung wakil rakyat di Senayan Jakarta.
Diketahui, aksi ribuan masa unjuk rasa Apdesi menuntut disahkannya Rancangan Undang - Undang (RUU) desa oleh DPR, namun aksi tersebut berujung ricuh, hingga merusak pintu dan tembok pagar gedung parlemen.
Polisi kantongi dokumentasi
Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Karyoto mengatakan, polisi akan mengindentifikasi para pelaku perusakan lewat dokumentasi yang ada.
"Kami punya dokumentasi, tapi kan pelan - pelan ya," katanya.
Pihak kepolisian Polda Metro Jaya, lanjut Karyoto akan terus melakukan pendalaman kasus pengrusakan tersebut, melalui dokumentasi yang ada.
Hingga saat ini pihak kepolisian Polda Metro Jaya, belum melakukan penangkapan terhadapa pelaku yang diduga merusak pintu dan tembok pagar gedung DPR menggunakan palu besar.
Aksi Apdesi Dikecam Netizen
Aksi pengrusakan terhadap gedung wakil rakyat yang dilakukan oknum kades pada saat unjuk rasa Apdesi menuai kecaman dari netizen.
- Ini kelakuan Kades begini ? kata pemilik akun @iqbal.rachman.
- Tangkapin semua, itu mau diperpanjang jadi Kades, kelakuan kaya gitu, ujar akun @ ari.susanto.90.
- Akun @budisuailo menyebut, sudah punya niatan tidak benar bawa palu sebesar itu dari rumah, demo itu kan pakai izin, dan turun ke jalan juga pakai dikawal petugas di lokasi. Intelektualnya dipakai dong, kok jadi bar - bar begini lurah.
- Pemimpin yang menjadi contoh buruk buat warganya. Kalau warganya nggak sependapat sama pak Kades, kira - kira rumah pak Kades mau nggak dibuka paksa di hantam kaya gini? ucap akun @ tea_add1ct.
- Akun @handayoyon juga menyebut Kades yang minta masa jabatan lebih dari 10 tahun, karena di Indonesia latar belakang pendidikan dan sdm kades dan lurah kurang diperhatikan jadi beberapa masih mental preman desa.
- Sementara akun @berkahkom menyebut, itu fasilitas negara bukan milik nenek lu, kau rusak demi jabatan pribadi yang sebenarnya mayoritas rakyat kurang setuju.
- Kemudian akun @ danang.bijak, sebaiknya gerak cepat pak @kapoldametrojaya apalagi ada bukti videonya, mereka kades apa preman?.***