'Belenggu Nalar', Memoar Laksamana Sukardi tentang Penjualan Tanker Pertamina yang Dikasuskan

- 29 November 2023, 16:11 WIB
Laksamana Sukardi
Laksamana Sukardi /

1. Apa yang Anda harapkan dari terbitnya buku Belenggu Nalar ?

Buku ini saya harapkan sebagai referensi bagi generasi muda dan para profesional dan juga para calon pemimpin bangsa untuk memahami penyakit kronis yang diderita bangsa Indonesia yang membuat kita tidak akan pernah maju menjadi bangsa “adi daya”
Belenggu Nalar telah dialami oleh pejabat negara Indonesia, terutama dibidang profesi politik dan penegakkkan hukum. Akal sehat tidak mampu berfungsi ketika birahi kekuasaan mengalahkan moral dan menjelma menjadi perilaku dzalim yang merusak sendi dendi kehidupan bangsa yang merdeka, adil dan makmur.

Saya ingin bangsa Indonesia menjadi sadar setelah membaca buku ini, bahwasanya telah terjadi sebuah kejahatan yang dilakukan negara (State Crime) terhadap seorang anak bangsa Indonesia yang tidak bersalah. Sebuah kejahatan bessar diera reformasi yang dianggap angin lalu karena merupakan sebuah norma yang wajar walaupun sangat destruktif.

Saya tidak mengharap para pemimpin bangsa atau kalangan elit penguasa untuk tertarik membaca buku ini, karena mereka tidak akan mendapatkan insentif apapun, akan tetapi saya torehkan sejarah penting ini untuk menjadi kekayaan literasi bangsa yang siap dibaca oleh generasi masa depan yang peduli, agar pendzaliman yang saya alami tidak akan pernah terjadi pada mereka.

2. Anda mengalami “kejahatan negara” yang massif dan intens lewat kriminalisasi tindakan yang Bapak kerjakan. Diantaranya kasus mana yang paling tidak masuk akal.

Tuduhan yang terorganisir dari para penyelenggara negara dari pimpinan politik (Parpol / DPRRI), penegak hukum, industri media/Pers, yang dengan nalar terbelenggu menggunakan kekuasaan untuk memenjarakan saya.
Terutama dalam kasus Tanker Pertamina, yang telah terbukti menguntungkan negara, tetapi dianggap merugikan negara, karena mereka menggunakan nalar terbelenggu yang kasat mata, menghalalkan pelanggaran hukum demi kekuasaan. Alih alih mendapatkan penghargaan (saya tidak mengharapkan), saya malah dipaksa untuk dijadikan tresangka dan penegak hukum (Kejaksaan) ditekan untuk memenjarakan saya. Walaupun akhirnya sulit untuk dibuktikan dan Tuhan YME telah menyelamatkan saya dari kekejaman (tindakan kriminal) penyelenggara negara. Karena kebenaran telah saya perjuangkan mengalahkan kedzaliman.

Baca Juga: DTI Terapkan Standar Teh Indonesia untuk Kualitas dan Keamanan Produk

3. Bagaimana dan kenapa yang membuat Anda bisa “selamat” dari ‘kejahatan negara’ tersebut? Walaupun upaya kriminalisasi tsb gagal, akibat apa yang Bapak tanggungkan? Baik selama perkara tersebut berlangsung dan setelah selesai?

Saya selamat karena apa yang saya kerjakan tidak ada pelanggaran hukum maupun tindakan korupsi. Semua kebijaksanaan dan proses telah saya upayakan berlangsung secara transparan. Sehingga walaupun dicari-cari penyebabnya sulit untuk membuktikan negara mengalami kerugian. Para saksi yang ikut terlibat dalam proses, tidak ada yang menyalahkan saya. Walaupun mereka diancam dalam proses pemeriksaan. Demikian juga BPK dengan hasil auditnya tidak dapat menemukan kerugian negara.
Tentu juga adalah adanya peranan Tangan Tuhan yang melindungi saya. Mengingat kriminalisasi hukum yang dzalim, “modal kebenaran bukan merupakan jaminan anda menerima keadilan.”
Saya mengalami masa masa dimana saya terus berjuang dan berdoa, bahkan seolah-olah saya hidup diatas sajadah untuk berdoa.

Dengan keputusan saya dijadikan tersangka oleh Kejaksaan RI atas desakan Pansus DPRRI, maka saya dicekal dan dikucilkan oleh masyarakat melalui sosial media, karena saya dianggap sebagai koruptor.
Partner usaha dan dunia perbankan dan keuangan menghindari saya sehingga saya tidak dapat melakukan kegiatan usaha.
Sosial media dan mesin pencarian (Google) pun mendapatkan saya sebagai seorang koruptor di Indonesia.
Mahasiswa ITB menolak kedatangan saya di kampus mereka, padahal saya Ketua Alumni ITB pada waktu itu.

Halaman:

Editor: Yedi Supriadi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah