DESKJABAR - Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran sebanyak 29 kali ke arah barat dengan jarak luncur empat kilometer.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menginformasikan, rentetan luncuran awan panas guguran dari Gunung Merapi merupakan akibat longsoran kubah lava barat daya gunung api itu.
Menurut pantauan BPPTKG, Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah ini meluncurkan awan panas guguran pada Sabtu pukul 12.00 hingga 18.00 WIB.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam konferensi pers virtual membenarkan luncuran awan panas guguran tersebut akibat kubah lava barat daya Gunung Merapi.
Dikutip dari Antara, Gunung Merapi memiliki dua kubah lava yang keduanya tumbuh. Kubah pertama berada di sisi barat daya, atau di atas lava sisa erupsi tahun 1997. Kubah lava kedua, terpantau oleh BPPTKG pada 4 Februari 2021, berada di tengah kawah puncak Gunung Merapi.
Menurut Agus, kubah lava itu apabila longsor secara masif berpotensi menimbulkan awan panas yang bisa meluncur hingga sejauh tujuh kilometer ke arah barat daya, dan lima kilometer ke arah selatan-tenggara.
"Kubah lava barat daya ini berada di tempat yang miring sehingga benar-benar tidak stabil," katanya.
Karena posisi itu, kubah lava ini jika mendapat tekanan (suplai magma) dari dalam atau tidak bisa secara tiba-tiba memicu guguran. "Tapi aktivitas internal menunjukkan ada tekanan," katanya.
Baca Juga: Dampak Ekonomi Tol Getaci, Diprediksi Mampu Kembalikan Minat Masyarakat ke Industri Properti