Mobil Listrik, Solusi atau Masalah? Dampaknya pada Lingkungan dan Polemik di Balik Teknologi Baterainya

- 18 Februari 2023, 07:13 WIB
 Inilah paradoks Jevons yang kemungkinan akan terulang ketika penggunaan mobil listrik semakin meluas
Inilah paradoks Jevons yang kemungkinan akan terulang ketika penggunaan mobil listrik semakin meluas /Europen Environment Agency/

 

 

 

DESKJABAR - Dalam beberapa tahun terakhir, mobil listrik semakin populer di seluruh dunia sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dibuat oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyatakan bahwa penggunaan kendaraan listrik dapat membantu menyelesaikan masalah polusi udara dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Mobil listrik dianggap sebagai solusi untuk menangani masalah lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan bahan bakar fosil.

Baca Juga: Mobil Listrik: Solusi Atau Ancaman? Dampak Lingkungan, Polemik Baterai Jadi Fokus Perhatian

Namun, banyak pertanyaan masih muncul tentang apakah mobil listrik dapat menjadi solusi atau justru memunculkan masalah baru.

Dengan kata lain, apakah klaim tersebut dapat terbukti kebenarannya?

Baru-baru ini, sebuah situs bernama https://envihsa.fkm.ui.ac.id membicarakan tentang dampak lingkungan dari penggunaan mobil listrik dan perdebatan tentang teknologi baterai yang digunakan dalam kendaraan tersebut.

Laporan tersebut menganalisis bagaimana mobil listrik mempengaruhi lingkungan dan mengidentifikasi isu-isu yang terkait dengan teknologi baterai, seperti masalah penggantian dan daur ulang baterai.

Sebagai contoh, meskipun mobil listrik menghasilkan sedikit emisi langsung saat digunakan, namun pembuatan baterai mobil listrik memerlukan sumber daya alam yang besar, termasuk logam langka seperti lithium dan kobalt.

Baca Juga: Uu Ruzhanul Ulum Kepedean Sebut Ridwan Kamil Merestui Jadi Cagub Jabar 2024: Padahal...

"Mobil listrik tidaklah zero emissions karena tetap mengeluarkan CO₂ saat digunakan dan pada proses mendapatkan listriknya membutuhkan bahan bakar fosil dalam jumlah besar,"kesimpulan situs fkm.ui.ac.id.

Selain itu, baterai mobil listrik yang tidak diolah dengan baik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

Memang benar bahwa penggunaan mobil listrik dapat menurunkan tingkat polusi.

Akan tetapi, hal tersebut hanya efektif jika mobil listrik tersebut sedang digunakan di jalan.

Ini berarti bahwa mobil listrik masih dapat menyebabkan polusi udara dari sumber dan lokasi lainnya.

Kilas balik ke proses menghasilkan listrik yang membutuhkan bahan bakar fosil, yaitu batu bara.

Baca Juga: Inilah Pakan Murah tapi Hasil Cepat Besar dan Bagus untuk Budidaya Perikanan Air Tawar

Nah, jika penggunaan mobil listrik semakin luas, artinya akan diperlukan pasokan listrik yang lebih besar, sehingga akan memerlukan bahan bakar fosil yang lebih banyak untuk memproduksi listrik tersebut.

Karena itu, diperlukan sumber daya listrik yang bersih dan ramah lingkungan, seperti panel surya, turbin air, dan energi nuklir.

Dilansir DeskJabar.com dari fkm.ui.ac.id disebutkan, polusi yang disebabkan oleh sumber penghasil listrik, ditanggung oleh masyarakat desa karena letak industri yang berada di desa.

Jadi, masyarakat desa harus menanggung akibat dari polusi yang disebabkan oleh sumber listrik, karena kebanyakan industri penghasil listrik berlokasi di desa.

Baca Juga: Ridwan Kamil Buka Suara soal Angka Rp1,6 T di Pembangunan Masjid Al Jabbar, RK: Mau Dilaporkan, Silahkan!

Lalu, baterai yang digunakan dalam mobil listrik memiliki umur pakai terbatas. Ketika mencapai batas waktu penggunaannya, baterai harus diganti dengan yang baru.

Dampaknya adalah baterai lama yang sudah tidak terpakai harus dibuang sebagai sampah elektronik dan menimbulkan masalah lingkungan.

Menurut International Council of Clean Transportation (ICCT), hampir 99 persen dari baterai bekas didaur ulang di Amerika. Namun, hanya sekitar lima persen dari litium dalam baterai tersebut yang dapat digunakan kembali.

Sisanya dikumpulkan, dibakar, dan dibuang di tempat pembuangan sampah, yang sangat merugikan lingkungan.

Jadi, beberapa ahli berpendapat bahwa mobil listrik adalah solusi yang diperlukan untuk mengatasi masalah lingkungan, sedangkan yang lain mengkhawatirkan dampak lingkungan dari pembuatan baterai mobil listrik.

Hal ini seperti ketika James Watt berhasil menciptakan mesin uap yang hemat dalam menggunakan batu bara, kegelisahan tersebut terselesaikan.

Tapi, William Stanley Jevons, seorang ahli ekonomi politik, justru menyalahkan penemuan mesin uap tersebut karena dinilai memperburuk kualitas udara.***

Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah