DESKJABAR – Sejalan dengan isu lingkungan yang kian gencar, tren mobil listrik pun di pasar otomotif global kian meningkat. Namun yang jadi pertanyaan, apakah benar mobil listrik ramah lingkungan? Nayatanya masih banyak jejak karbon yang dihasilkan kendaraan ini.
Tren penjualan mobil listrik memang terus menunjukkan peningkatan yang tiada hentinya. Tahun 2022, penjualan mobil listrik secara global mencapai 10 persen dari total penjualan mobil baru, atau jumlahnya mencapai 7,8 juta kendaraan listrik.
Hampir kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa membeli mobil listrik berarti Anda telah berpartisipasi untuk menjaga lingkungan. Mobil listrik dianggap sebagai solusi dari ancaman polusi udara yang diakibatkan oleh asap knalpot kendaraan berbahan bakar bensin.
Tapi hal itu tidak semuanya benar. Memang mobil listrik yang benar-benar ditenagai batere tidak menghasilkan asap knalpot yang berbahaya bagi lingkungan. Namun jangan lupa, ada ancaman lingkungan dari tahapan penggunaan mobil listrik.
Tren Global Mobil Listrik
Mengutip dari laman teslarati.com, penjualan mobil listrik secara global pada tahun 2022 mencapai 7,8 juta unit atau setara dengan 10 persen dari jumlah penjualan mobil baru pada tahun itu. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2021 yang mencapai 8,3 persen.
Mobil listrik atau electric vehicle (EV) dari tahun ke tahun menjadi lebih popular, dengan penjualan tertinggi secara global pada tahun 2022 terjadi Eropa dan China. Di dua pasar ini, pabrikan sangat fokus pada penjualan EV dan bergegas untuk mengeluarkan model kompetitif.
Di pasar Amerika Serikat juga mengalami peningkatan penjualan keseluruhan kendaraan baterai-listrik. Data lain menunjukkan pembuat mobil di AS menjual 807.180 mobil listrik pada tahun 2022. Jumlah ini, naik 2,6 persen dari tahun sebelumnya. Mobil listrik yang terjual pada tahun lalu di AS mencapai 5,8 persen dari semua mobil yang terjual pada tahun 2022.
Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya Usulkan Tiga Exit Tol Getaci, Mangunreja, Padakembang, dan Cineam