Mengenal Batik Parang, Motif Dilarang Pada Resepsi Pernikahan Kaesang dan Erina di Pura Mangkunegaran Solo

- 8 Desember 2022, 13:18 WIB
Batik motif Parang hanya boleh digunakan oleh Adipati beserta keluarganya. Sudah aturan adat dari Pura Mangkunegaran Solo. / www.puromangkunegaran.com
Batik motif Parang hanya boleh digunakan oleh Adipati beserta keluarganya. Sudah aturan adat dari Pura Mangkunegaran Solo. / www.puromangkunegaran.com /



DESKJABAR - Resepsi pernikahan Kaesang dan Erina Gudono akan digelar akhir pekan ini, 11 Desember 2022 di Pura Mangkunegaran Solo.

Disebutkan ada aturan yang harus dipatuhi oleh para tamu undangan, yaitu tidak boleh memakai batik motif Parang atau Lereng saat memasuki Pura Mangkunegaran Solo.

Kakak pertama Kaesang, Gibran Rakabuming mengatakan bahwa larangan tersebut memang sudah aturan langsung dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegoro X, dikutip dari YouTube Seputar Surakarta, 7 Desember 2022.

Baca Juga: Manfaat Memakan Nasi Putih Dingin, Salah Satunya Dapat Mencegah Kenaikan Gula Darah

"Aturan dari Kanjeng Gusti, aturan dari Puro, sudah lama," ujar Gibran.

Sebagai informasi, batik dengan motif Parang memang hanya boleh dikenakan oleh keluarga keraton. Para tamu diharapkan sudah mengetahui aturan adat tersebut, karena sudah tertulis di undangan pernikahan Kaesang dan Erina.

Dikutip dari website puromangkunegaran.com, untuk larangan tersebut memang sudah diberlakukan sejak lama dan hanya boleh dikenakan oleh Adipati beserta keluarganya.

Dalam laman resmi tersebut disebutkan bahwa pada masa tertentu di lingkungan Pura Mangkunegaran, motif batik larangan, yakni motif batik tertentu (Parang) tidak boleh dipakai oleh orang kebanyakan.

"Seperti di Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Puro Pakualaman Yogyakarta, motif batik Parang adalah motif batik terlarang yang hanya boleh dipakai Adipati dan keluarga. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari sejarah berdirinya Dinasti Mataram," tulis puromangkunegaran.com.

Baca Juga: Contoh Soal PAS, SKI Kelas 7 Semester 1 Pilihan Ganda Lengkap dengan Kunci Jawaban, Soal Nomor 35 sampai 40

Lalu apa arti dari motif batak Parang tersebut? Bagaimana sejarah dan filosofi batik motif Parang? Berikut penjelasannya, yang dikutip dari YouTube fadmi sustiwi.

Batik motif Parang merupakan batik sakral yang tidak bisa dikenakan sembarangan, karena bagi Keraton Surakarta sebagai ageman luhur, artinya hanya dipakai oleh Ageman Dalem Sinuhun dan Putra Sentana Dalem.

Nama dari Parang sendiri berasal dari kata 'pereng' atau pinggiran suatu tebing yang berbentuk lereng, yang mengambil dasar gambaran tebing di pesisir pantai selatan pulau Jawa, yang diberi nama Paranggupito, Parangkusumo, dan Parangtritis.

Ada pula yang berpendapat kata Parang diidentikkan dengan sebuah senjata tajam yang berupa parang atau sejenis pedang.

Nama Parang sangat erat kaitannya dengan keberadaan Ingkang Sinuhun Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram, setelah pindahnya pusat pemerintahan Jawa dari Demak ke Mataram.

Baca Juga: Usai Wilujengan di Pura Mangkunegaran Solo, Kaesang Ungkap Kangen dengan Erina, Sudah 1 Minggu Dipingit

Tempat tersebut dikatakan sebagai 'teteki' atau tempat bertapa raja Mataram pertama yang mengilhami munculnya batik lereng atau Parang.

Motif Parang memiliki filosofi melambangkan kewibawaan, kekuasaan, kebesaran, serta simbol semangat keberanian dan pantang menyerah.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x