Menurut legenda, di sungai tersebut ternyata banyak dihuni buaya.
Yang menarik, legenda menyebutkan, selain dihuni binatang buaya yang secara fisik terlihat, cerita rakyat sekitar mengatakan bahwa di sungai tersebut juga dihuni buaya siluman putih.
Dari dasar sungai itu ada lubang yang disebut sebagai tempat persembunyian buaya siluman putih yang kemudian disebut sebagai sumur Lubang Buaya.
Ancaman buaya-buaya itu berhasil diatasi oleh seorang tokoh yang digelari Datok Banjir yang bernama Pangeran Syarif.
Masyarakat kemudian mempercayainya Datok Banjir sebagai orang yang berilmu.
Bahkan tidak samai disuti mitos keangkeran kawasan ini juga yang membuat Tentara Belanda tidak berhasil untuk menguasai kawasan ini.
Saat tentara Belanda akan memasuki kawasan sungai, mereka melihat seolah ada lautan di sana, yang membuat mereka mengurungkan niatnya untuk menguasai kawasan tersebut.
Kini kawasan sumur sempit kandang buaya siluman putih ini dijadikan sebagai Museum Pancasila Sakti atau Museum Lubang Buaya untuk mengingatkan peristiwa berdarah G 30 S PKI.