“Kemudian si Ibu menanya kepada anaknya (Brigadir J) atau yang sudah dianggap anaknya yakni almarhum, ‘Bapak ke mana, kenapa belum pulang dan seterusnya,” kata Kamaruddin.
“Diduga almarhum ini memberitahu kematian Bapak (Ferdy Sambo) pergi (saat ada di Magelang), disebutkan satu tempat dengan si nona,” ucap Kamaruddin Simanjuntak.
Oleh karena itu, menurut Kamaruddin Simanjuntak ketika rombongan tiba di Magelang sempat terjadi pertengkaran antara Ferdy Sambo dengan Putri Candrawathi.
Hal itu yang membuat Putri Candrawathi menangis sepanjang perjalanan pulang dari Magelang hingga Jakarta.
Kamaruddin Simanjuntak melanjutkan Brigadir J mendapatkan tekanan usai sampai di Jakarta.
Tekanan itu berasal dari ajudan lain yang menyalahkan Brigadir J, akibat kelancangannya itu Putri Candrawathi jadi sakit.
Setelah rombongan melakukan tes PCR, Putri Candrawathi dan para ajudan menuju rumah dinas di Komplek Polri.
Di sanalah Brigadir J dihabisi. Menurut pengakuan Bharada E kepada kuasa hukumnya, saat itu dia terpaksa menembak Brigadir J dalam keadaan mata tertutup.