Dwikorita menyebut, prakiraan skenario terburuk itu bukanlah ramalan, namun merupakan hasil kajian ahli dan pakar kegempaan.
“Namun perihal kapan waktunya terjadi, hal tersebut belum dapat diketahui, mengingat hingga saat ini belum ada satupun teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa,” tuturnya.
Perhitungan skenario terburuk tersebut menjadi pijakan untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi. Lanjutnya.
Hal itu disampaikan dengan harapan pemerintah dan masyarakat siap-siap dan mengetahui apa-apa saja yang harus diantisipasi.
"Masyarakat harus paham apa yang mesti dilakukan dan disiapkan, termasuk sarana prasarananya, keterampilan untuk menyelamatkan diri, jalur evakuasi, tempat aman yang semua harus sudah dipersiapkan secara matang,” jelasnya.
Dwikorita menegaskan, persiapan dan pemahaman tentang upaya mitigasi itu penting dilakukan mengingat wilayah pantai di Kabupaten Cilacap merupakan kawasan padat penduduk, termasuk kantor pemerintahan, pusat perekonomian, dan lain sebagainya..***
Sumber PRFM.News
Seperti ditulis Agung Tri Nurcahyo, wartawan PRFM News dengan judul CEK FAKTA: Ancaman Gempa Besar dan Tsunami Terjadi di Cilacap Jawa Tengah, Begini Penjelasan BMKG