APBN 2022 Naik Pengaruh Subsidi Energi, Banggar DPR Setuju Menjadi Rp 3.106 Triliun

- 19 Mei 2022, 17:30 WIB
Ketua Banggar DPR RI, Said  Abdullah dalam Rapat Kerja Banggar dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di Gedung DPR RI Sanayan Jakarta, Kamis, 19 Mei 2022
Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah dalam Rapat Kerja Banggar dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di Gedung DPR RI Sanayan Jakarta, Kamis, 19 Mei 2022 /Dok DPR RI

DESKJABAR  - APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) tahun 2022 naik, dimana Banggar DPR menyetujui angka menjadi Rp 3.106 triliun.

Badan Anggaran (Banggar) DPR menyetujui usulan pemerintah terkait revisi  belanja negara pada APBN 2022. Ini disebutkan sebagai pengaruh naiknya subsidi energi.

Ketua Banggar DPR RI, Said  Abdullah dalam Rapat Kerja Banggar dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di Gedung DPR RI Sanayan Jakarta, Kamis, 19 Mei 2022 mengatakan,  perubahan berkonsekuensi pada perubahan pos belanja secara keseluruhan, usulan pemerintah belanja negara menjadi sekitar Rp 3.106 triliun.

Baca Juga: Perkebunan, Peluang dibalik Krisis Ekonomi Sri Lanka, Bisnis Teh Indonesia Bisa Mengisi Pasar

Menurut Said, perubahan postur APBN ini karena dipengaruhi oleh naiknya harga minyak mentah dunia. Sehingga subsidi energi makin membengkak.

"Naiknya harga minyak mentah membuat subsidi harus ditambah menjadi Rp74,9 triliun dengan rincian, subsidi BBM dan elpiji sebesar Rp71,8 triliun, dan subsidi listrik Rp3,1 triliun," ujarnya.

Perubahan yang terjadi antara lain Indonesian Crude Price (ICP) yang diasumsikan sebelumnya adalah US$ 63 per barel menjadi US$ 100 per barel.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERKUAK ? Ahli Metafisika Menduga Ada Keterlibatan Geng Motor, Sama Kasus Anjanii Bee di Bandung

"Pendapatan negara berubah dari Rp1.846,1 triliun menjadi Rp2.266,2 triliun. Belanja negara berubah dari Rp 2.714,2 triliun menjadi Rp 3.106,4 triliun.

Di sisi lain, kata Said Abdullah, alokasi perlindungan sosial juga naik, sehingga pemerintah juga perlu menambah alokasi anggaran untuk perlindungan sosial sebesar Rp 18,6 triliun.

Dengan demikian, lanjut Ketua DPP PDIP itu belanja pendidikan yang dicanangkan 20 persen dari total APBN naik pada kisaran Rp23,9 triliun.

Baca Juga: MENGUNGKAP KASUS SUBANG, Mr X Saksi Kelima di Depan TKP, Akhirnya Bicara Soal Yayasan, Yosep dan Danu

“Penambahan beberapa pos belanja di atas juga berkonsekuensi menyerap tambahan pengurangan SAL sebesar Rp50 triliun," ungkapnya.

Namun demikian, lanjut Said,  penambahan belanja negara itu juga dibarengi dengan kenaikan pendapatan negara.

Pendapatan negara diperkirakan naik Pemerintah memperkirakan, pendapatan negara naik menjadi Rp 2.266 triliun dari postur awal Rp1.846 triliun, atau naik sekitar Rp420 triliun.

Baca Juga: KASUS SUBANG, Bikin Merinding, Ini yang Dilihat pada Lokasi di Cimahi, Isunya Tempat Membakar Baju Korban

Naiknya pendapatan negara disumbang dari penerimaan pajak, PNBP, atau kenaikan berbagai komoditas ekspor unggulan seperti CPO dan batu bara.

Dengan perubahan komposisi anggaran, defisit anggaran sepanjang tahun 2022 diperkirakan akan rendah, dari 4,89 persen dari PDB menjadi 4,3-4,5 persen dari PDB.

"Lebih rendahnya perencanaan defisit akan makin mempermudah pemerintah soft landing ke posisi (defisit) di bawah 3 persen pada tahun 2023," pungkasnya. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: DPR RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x