Badan Geologi Kementerian ESDM Naikkan Status Gunung Anak Krakatau Menjadi Level III

- 26 April 2022, 10:43 WIB
Status Gunung Anak Krakatau menjadi level 3
Status Gunung Anak Krakatau menjadi level 3 /flickr/ozenk/

Melengkapi, Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, sejak 15 April 2022 Gunung Anak Krakatau terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik.

"Sejak tanggal 15 April 2022, secara visual sudah terekam hembusan asap maupun tinggi erupsi kolom dengan variasi dari setinggi 1.000 sampai 2.000 meter dari muka air laut, dan tiga hari terakhir sudah mencapai 3.000 meter," tutur Hendra dalam konferensi pers siang hari ini.

"Kalau kita melihat bagaimana kondisi tekanan yang ada di tubuh anak Krakatau, mulai terekam intensif sebetulnya sejak tanggal 21 April 2022 atau 3-4 hari yang lalu dan ini artinya berkorelasi dengan meningkatnya tinggi kolom abu yang menjadi 3.000 meter dari muka air laut," kata Hendra.

Hendra menambahkan, peningkatan data emisi SO2 juga terlihat. Berdasarkan pantauan satelit Sentinel-5 (Tropomi) menunjukkan emisi SO2 mulai teramati pada tanggal 14 April dengan SO2 sebesar 28,4 ton/hari, meningkat menjadi 68,4 ton/hari pada 15 April dan meningkat drastis pada tanggal 23 April sebesar 9.219 ton/hari.

Pantauan SO2 dari magma ini menurutnya, berkorelasi dengan peningkatan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau saat ini.

Baca Juga: 8 Kendaraan Bebas Ganjil Genap Mudik Lebaran 2022 Tol Jakarta-Cikampek, Ini Penjelasan Resminya dari Polri

Peningkatan SO2 yang signifikan mengindikasikan adanya suplai magma baru dan adanya material magmatik yang keluar ke permukaan berupa lontaran material pijar yang diikuti oleh aliran lava. Jumlah SO2 pada periode di atas mencapai 9,2 kiloTon.

Bila dibandingkan saat periode erupsi 2018, yaitu Juni-Agustus 2018 12,4 kilo Ton dan September-Oktober 2018 19,4 kiloTon.

Sehubungan dengan potensi bahaya, Hendra menjelaskan berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukan hampir seluruh tubuh Gunung Krakatau yang berdiameter +- 2 Km merupakan kawasan rawan bencana.

Berdasarkan data-data visual dan instrumental potensi bahaya saat ini adalah lontaran material pijar dalam radius 2 km dari pusat erupsi, karena itu masyarakat yang bermukim atau yang beraktivitas di luar jarak radius 5 Km dari pusat kawah relatif aman.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Esdm.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah