Untuk PDIP, lanjutnya, sudah pasti akan mencalonkan sendiri, karena dia dapat 20 persen suara pada pemilu tahun lalu.
“Jadi suara legislatif yang dipakai untuk mengusung calon presiden nanti, bukan dari suara hasil pemilu partai 2024. Karena pelaksanaannya kan bersamaan dengan Pilpres 2024,” ujar Muradi.
Bagaimana dengan Jenderal Andika, apakah mungkin jadi kuda hitam Pilpres 2024?
Menurut Muradi nama Panglima TNI muncul dalam hasil survei tentu menjadi warna baru.
“Namun salah satu blundernya dia kan, waktu melakukan langkah-langkah politik yang efisien. Makanya dia blunder ketika mengusulkan keturunan PKI (Partai Komunis Indonesia) boleh masuk TNI. Itu blunder luar biasa menurut saya,” kata Muradi.
Karena sebagian besar akan menarik dukungan, jadi memang sedang dipantau betul pergerakan dari Panglima TNI tersebut.
“Jadi perlu diuji juga, termasuk juga maintenance isu. Seperti tadi yang saya sampaikan, pak Andika blunder menerima keturunan PKI masuk TNI,” tuturnya.
Kalau menurut Muradi, dilihat dari studi keamanan, apa yang dilakukan Panglima TNI tersebut sangat blunder untuk masa depan politiknya.
“Karena akan melekat di kepala orang (pemilih) bahwa dia membolehkan keturunan PKI masuk ke tentara,” katanya.