Mila menuturkan, penghasilan saat ini sebagai buruh cuci dan gosok tidak bisa mengurangi utangnya. Dia mengungkap, penghasilannya itu hanya mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
"Sehari saya dibayar Rp50 ribu. Dengan uang segitu, saya hanya bisa buat makan sehari-hari, tidak bisa buat bayar utang. Saya pernah berdagang sebentar tapi bangkrut," katanya.
Mila mengaku total Rp65 juta utangnya itu merupakan tunggakan gabungan dari beberapa peminjam selama lima tahun lalu.
"Itu (utang, red) gabungan dari bank harian, mingguan, hingga satu pinjaman online. Total ada sekitar 14, semua ditotal semua kurang lebih Rp65 juta," ucap dia.
Ibu Mila menjelaskan, pihak bank keliling yang ia pinjam uangnya selalu mendatangi rumahnya. Ia menuturkan, pihak bank keliling menagih mulai dari yang bersahabat hingga mengancam.
"Bank keliling yang harian kan tidak mau mengerti. Mereka tiap hari nungguin di rumah, kadang ada yang sopan ada yang galak," ungkapnya.
Keinginannya untuk menjual ginjal pun ditentang oleh anak-anaknya. Namun, Mila berusaha menjelaskan permasalahannya karena sudah sulit untuk membayar utang.
"Ya, anak-anak tidak mengizinkan, tapi kembali lagi saya kasih penjelasan, sudah enggak bisa bayar. Saya hidup pun sudah enggak nyaman, saya pergi pagi pulang malam," jelasnya.
Ibu Mila menambahkan, saat ini di rumahnya sudah tidak ada lagi perabotan berharga yang dimiliki. Bahkan, barang anaknya pun turut dijual untuk menambal utangnya.