Novel Baswedan : di Indonesia Banyak Pihak Menciptakan Framing atau Stigma Jungkir Balik

- 15 Oktober 2021, 17:25 WIB
Novel Baswedan
Novel Baswedan /YouTube Novel Baswedan

DESKJABAR – Aktivis anti korupsi, Novel Baswedan, mengatakan, perang opini bersifat jungkir balik dilakukan di Indonesia oleh sejumlah pihak dengan framing atau stigma.

Novel Baswedan mengatakan, salah satu contoh adalah ketika dirinya masih bekerja di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), banyak upaya dilakukan pihak tertentu membuat framing atau stigma tidak benar.

“Memang, kebohongan yang terus dihembuskan diulang-ulang, akhirnya orang mengira menjadi benar,” ujar Novel Baswedan melalui channet YouTube miliknya, Novel Baswedan, diunggah Jumat, 15 Oktober 2021.

Novel Baswedan mengatakan, isu anti korupsi merupakan sesuatu sangat penting.

Baca Juga: Novel Baswedan Menjelaskan Munculnya Tudingan Sebagai Taliban dan HTI di KPK

Dalam suatu upaya memajukan suatu bangsa, isu masalah korupsi sering muncul. Begitu pula dengan penegakan hukum.

“Bayangkan, ketika penegakan hukum terjadi masalah korupsi, maka ketidakadilan dan pelanggaran hak azasi manusia, yang sering mengganggu kita,” ujarnya.

Namun, katanya, persoalan itu tidak tersampaikan oleh media secara cukup lengkap.

Karena itu, menurut dia, termasuk melalui channel YouTube miliknya, Novel Baswedan akan dimanfaatkan untuk membicarakan masalah anti korupsi, investigasi, integritas, dan lain-lain.

Baca Juga: Thomas Cup Indonesia vs Malaysia Malam Ini Berikut Daftar Pemain, Manajer : Kami Merasa Optimistis

Novel Baswedan berharap, apa yang akan disampaikannya menjaid banyak bermanfaat dan menginpirasi, menjadikan jalan untuk mengedukasi atau penyebar semangat.

Menurut Novem Baswedan, ini dilakukan bagi semua pihak yang ingin memberikan perhatian dan dukungan terhadap isu anti korupsi.

Kenapa baru sekarang ? kata Novel Baswedan, sebab dirinya baru berhenti dari KPK beberapa waktu lalu dengan  diberhentikan dengan cara melawan hukum, ilegal, dll.

“Kesempatan sudah tidak di KPK inilah, membuat saya lebih bebas dan tidak terikat dengan aturan etik di KPK. Saya akan lebih bisa berbicara pada forum bebas, semoga bisa membawa kemanfaatan,” ujarnya.

Baca Juga: Kode Redeem FF Baru di Update Sore Ini Oktober 2021,Klaim Segera Sebelum Digunakan Orang Lain reward.ff.garena

Novel Baswedan juga mengatakan, bahwa selama dirinya bekerja menjaid penyidik, sering mengalami serangan.

Salah satunya, adalah serangan yang membuat mata kirinya menjadi buta.

“Hal penting yang ingin saya sampaikan, kalian boleh membutakan mata saya, tapi perjuangan memberantas korupsi harus tetap berjalan. Karena hukum tidak pernah buta,” tegas Novel Baswedan.

Nama Novel Baswedan mencuat ketika pada subuh 11 April 2017, disiram dengan air keras oleh orang tak dikenal di dekat kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Baca Juga: Hampir 2 Bulan, Pelaku Intelektual Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Adalah Orang Dekat Korban

Serangan tersebut terjadi di tengah upaya Novel Baswedan menyelidiki kasus korupsi pengadaan KTP Elektronik yang melibatkan anggota DPR serta oknum pemerintah, dan telah menjerat Ketua DPR Setya Novanto.

Keesokan harinya, Novel Baswedan diterbangkan ke Singapura untuk menjalani operasi dan perawatan matanya,yang berakhir pada Februari 2018 ketika ia kembali ke Indonesia.

Air keras yang mengenai wajah Novel Baswedan menyebabkan kebutaan permanen pada mata kirinya. ***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: YouTube Novel Baswedan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x