Analisis Anton Charliyan Soal Meningkatnya Aksi Terorisme di Sejumlah Tempat di Indonesia

- 1 April 2021, 09:57 WIB
Irjen. Pol. (Purn) Dr. Drs. H. Anton Charliyan
Irjen. Pol. (Purn) Dr. Drs. H. Anton Charliyan /DeskJabar/Istimewa/

Baca Juga: Anggota DPR RI Terperangah Ada Petani 73 Tahun Kawin 31 Kali, Dedi Mulyadi: Saya Kalah oleh Petani

Soal antisipasi “War Ideology”, Anton mencontohkan Polda Jawa Barat yang pada tahun 2017 mengadakan  Sawala Kebangsaan, semacam pelatihan singkat camping out bond, selama 3 hari namun khusus masalah radikalisme dan intoleransi. Acara ini mengikut sertakan elemen inti kader masyarakat, mulai dari tokoh sentral kelompok LSM, ulama, dai, Kamtibmas, akhli IT, dosen , mahasiswa, budayawan dll.

Dia menegaskan, untuk menangani masalah (radikalisme) ini bukan hanya tanggung jawab Polri semata. Tapi harus menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Polri  tidak bisa bekerja sendiri, mutkak harus dibantu seluruh elemen masyarakat .

Namun sayang (Sawala Kebangsaan) baru tiga kali dilaksanakan  tidak sempat berlanjut. Karena, ungkap Anton –dari informasi yang masuk kepadanya-- pola ini telah membuat gerah dan ketakutan kelompok-kelompok radikal. Mereka melakukan pembusukan menyebar hoax sehingga pola yang dilakukan Polda Jabar ini,  mendapat respon kurang positip baik dari pihak internal maupun dari Mabes Polri sendiri.

“Lalu apakah semua peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini ada keterkaitan satu dengan yang lainya? Mulai dari tertembaknya anggota FPI, sidang HRS, pemboman Makasar. ledakan Pertamina Balongan. dan sekarang penembakan Mabes Polri, tentu menjadi PR (pekerjaan rumah) besar Polri dan PR yang harus kita jawab bersama”, pungkas Anton.***

Halaman:

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah