Gubernur Jawa Timur : Tidak Perlu Beras Impor karena Sedang Surplus

- 22 Maret 2021, 19:17 WIB
Buruh tani melakukan perontokan bulir padi saat panen di Desa Bringin, Kediri, Jawa Timur, Senin (15/3/2021). Memasuki musim panen raya harga jual gabah kering di tingkat petani turun menjadi Rp3.500 per kilogram atau lebih rendah dari pada harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp4.200 per kilogram. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/hp.
Buruh tani melakukan perontokan bulir padi saat panen di Desa Bringin, Kediri, Jawa Timur, Senin (15/3/2021). Memasuki musim panen raya harga jual gabah kering di tingkat petani turun menjadi Rp3.500 per kilogram atau lebih rendah dari pada harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp4.200 per kilogram. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/hp. /Prasetia Fauzani/ANTARA FOTO

DESKJABAR - Pihak daerah mulai ada yang menolak rencana impor beras 1 juta ton yang dilakukan Pemerintah Indonesia yang dilakukan bersamaan saat panen raya padi saat ini.

Penolakan sudah muncul dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yang menegaskan Jawa Timur tidak perlu beras impor karena kondisi stok cukup dan aman hingga akhir Mei 2021.

"Bahkan sekarang sedang surplus sehingga tidak ada kebutuhan Jatim untuk suplai beras impor," ujarnya kepada wartawan Gedung Negara Grahadi di Surabaya, dikutip Antara, Senin, 22 Maret 2021.

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka di Kota Bandung Mulai Dipersiapkan, Menekan Dampak Kecanduan Gawai

Jawa Timur, kata dia, bisa mencukupi kebutuhan pangan dan mampu menjaga kestabilan harga gabah di tingkat petani.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, surplus beras di Jatim akan terjadi karena sampai semester satu luas panen dihitung asumsi hingga April sebesar 974.189 hektare dengan asumsi produksi beras 3.053.994 ton.

"Jadi berdasarkan prediksi dan hitungan kami, di Jatim akan ada surplus 902.401 ton. Dengan jumlah itu, maka Jatim tidak perlu ada suplai beras impor. Stok beras kita sangat melimpah. Bahkan saat ini tim satgas pangan sedang keliling untuk menyerap padi dan beras produksi panen," ucap dia.

Baca Juga: Pembersihan Para Okupan di PTPN VIII Cikopo Selatan, Megamendung, Bogor, Jangan Fokusnya Hanya Habib Rizieq

Jangan berspekulasi

Selain itu, berdasarkan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok Januari 2021 sampai April 2021, ketersediaan beras diasumsikan tercukupi, bahkan tren harga beras terjaga stabil.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu menjelaskan, angka ketersedian beras yang disebutkan di atas masih belum dihitung tambahan luas panen Mei dan Juni, dengan luas lahannya 295.118 hektare dan produksi 1.008.779 ton.

"Sehingga produksi beras Jawa Timur sampai dengan semester satu adalah 1.911.180 ton," kata mantan Menteri Sosial itu.

Dengan data tersebut, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa warga masyarakat tak perlu khawatir dan cemas, karena stok pangan aman dan dalam kondisi sangat cukup dan surplus.

Baca Juga: Berwisata ke Garut, Siap-siap Dimanjakan dengan Nasi Liwet Domba

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menegaskan bahwa prakiraan produksi tidak bergeser seperti yang terjadi pada tahun 2020, bahkan produksi beras di Jatim selalu meningkat dari tahun ke tahun.

"Jadi, saya tegaskan bahwa ketersediaan 2021 kondisi stok sangat aman, tahun 2020 surplus 1,9 juta ton, yang secara tidak langsung menjadi stok atau cadangan," tuturnya.

Ia juga mengimbau masyarakat tidak melakukan spekulasi sehingga berdampak pada gejolak harga di pasaran, sebab dengan kondisi beras Jatim yang surplus maka dipastikan kestabilan harga di pasar juga stabil. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x