Potensi Tsunami Akibat Gempa Megathrust M 9,1, Masyarakat Jangan Khawatir, Apa yang Mesti Dilakukan?

15 November 2022, 22:05 WIB
Ilustrasi. Potensi gempa Megathrust M 9,1. Apa yang mesti dilakukan? /Pixabay/ Kellepics/

DESKJABAR - Isu potensi gempa megathrust hingga berkekuatan M 9,1 santer dan membuat sebagian masyarakat khawatir. Apakah yang bisa kita lakukan jika bencana itu datang?

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami - BMKG berkali-kali mengingatkan info potensi gempa megathrust yang mengakibatkan tsunami bukan prediksi atau peringatan dini. Jadi masyarakat tak perlu khawatir berlebihan.

Terakhir, Daryono mengingatkan hal itu pada Senin 14 November di akun Twitternya @DaryonoBMKG. Karena potensi megathrust tidak sama dengan prediksi atau peringatan dini, maka jangan dimaknai keliru.

"Seolah akan terjadi dalam waktu dekat," tulisnya.

Baca Juga: Megathrust Selatan Jawa Berpotensi Gempa M 9.1 Picu Tsunami Raksasa, Inikah yang Akan Terjadi di Indonesia?

Modelling tsunami yang dibuat, katanya, hanya untuk acuan mitigasi. "Untuk itu, masyarakat diimbau tetap tenang, beraktivitas di pantai, melaut, berdagang, dan berwisata," ungkapnya menegaskan.

Hal senada juga disampaikan oleh Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam konperensi pers daring "Disaster Briefing", Senin 14 November 2022.

Ia membenarkan ada potensi hujaman megalempeng laut ke lempeng darat yang memungkinkan kegempaan di atas magnitudo 8 bahkan bisa menjadi M 9 jika dua segmen lempeng tektonik bertumbukan bersaman.

Ia menyebutkan selatan Jawa memiliki dua segmen megathrust, yakni segmen selatan Jawa bagian barat dan segmen selatan Jawa bagian timur. Masing-masing berpotensi melepaskan gempa dengan magnitudo di atas 8.

Baca Juga: GEMPA MEGATHRUST, Daftar 5 Daerah di Jabar Berpotensi Tsunami, BRIN: Bisa Lebih Besar dari Tsunami Aceh 2004

"Kalau dia pecah satu-satu yang barat Magnitudo 8,8, yang timur itu Magnitudo 8,9, kalau pecah langsung itu sekitar M 9,1," ungkapnya.

Jadi, apa yang mesti dilakukan?

Tak ada lain selain upaya mitigasi penyelamatan nyawa dari gempa megathrust yang segera. Cepat dalam evakuasi.

Ketika kita bicara tsunami megathrust, lanjutnya, maka kita bicara upaya mitigasinya untuk penyelamatan nyawa, evakuasi. "Hanya evakuasi," ujar Abdul Muhari.

Ia menggambarkan, pasca gempa besar dan tsunami setinggi 10 hingga 15 meter di Jepang 2011, tidak ada satu struktur pun yang dapat menahan gelombang tsunami. Struktur beton, struktur baja, atau struktur vegetasi tak mampu menahannya.

Baca Juga: HATI-HATI! Garut Rawan Gempa Bumi dan TSUNAMI, Ini yang Harus Dilakukan Sesuai Analisis Badan Geologi

Maka, evakuasi pada wilayah yang berpotensi terjadinya tsunami yang mesti dilakukan. Pengalaman gempa megathrust Aceh 2004, kawasan yang terdampak tsunami sekitar tiga kilometer dari laut ke daratan.

Di Indonesia, tambahnya, kawasan rawan gempa megathrust yang dapat memicu tsunami meliputi Pantai Barat Sumatera dan Pantai Selatan Jawa, selatan Sulawesi, bagian utara Sulawesi, dan utara Papua.

Ia juga mengungkapkan, jika guncangan gempa tidak berhenti lebih dari 30 detik, 75 persen dapat berpotensi tsunami meskipun terjadinya pelan-pelan. Untuk itu, dibutuhkan upaya evakuasi segera.

Ia mengatakan, tanda-tanda potensi tsunami tidak dapat digeneralisasi, misalnya surutnya air laut dan berhentinya angin. Menurutnya, karakteristik bencana di setiap daerah tidak sama, bahkan untuk daerah yang sama pun bisa berbeda. ***

 

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Twitter @DaryonoBMKG konpres virtual

Tags

Terkini

Terpopuler