ASAL USUL Lubang Buaya Jakarta, Kandang Buaya Siluman yang Jadi Kuburan 6 Jenderal dan 1 Perwira Menengah

28 September 2022, 06:30 WIB
Inilah asal usul sumur sempit Lubang Buaya, kandang buaya siluman kuburan 6 jenderal dan 1 perwira menegah TNI AD pada peristiwa G 30 S PKI /Museum Lubang Buaya/

DESKJABAR – Sumur sempit berukuran lebar lubang 75 sentimeter dengan kedalaman 12 meter yang diberinama Lubang Buaya akan selalu dikenal sebagai bagian dari sejarah bangsa Indonesia.

Peristiwa berdarah penculikan 6 jenderal dan 1 perwira menengah TNI AD pada peristiwa G 30 S PKI yang berakhir di Lubang Buaya juga diyakini sebagai awal terjadinya peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto.

Namun tahukah kamu, bahwa kebeadaan Lubang Buaya sudah ada jauh sebelum peristiwa G 30 S PKI yang terjadi pada 30 September 1965.

Baca Juga: Sejarah G30S PKI: ISDV Cikal Bakal Berdirinya Partai Komunis Indonesia, Kata Habieb Rizieq Shihab

Bahkan sumur sempit yang berada di tanah merah tersebut punya cerita mitos dibaliknya yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda.

Cerita itu juga sudah tercatat dalam tulisan berjudul Menelisik Sejarah Penamaan Jalan Lubang Buaya dan Kaitannya dengan Peristiwa G30S.

Tulisan hasil penelitian itu dimuat di jurnal Local History and Heritage yang ditulis oleh Aqilah Afifadiyah.

Lubang Buaya juga ditulis dalam Buku “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe” yang ditulis Zaenuddin MH.

Letak sumur sempit yang kemudian diberi nama Lubang Buaya karena berada di daerah Pondok Gede, tepatnya di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Daerah Lubang Buaya dulunya merupakan sebuah daerah sepi kebun dan hutan karet yang dilintasi sebuah sungai.

Menurut legenda, di sungai tersebut ternyata banyak dihuni buaya.

Baca Juga: ‘Parisj van Java’ Jadi Tema Utama Fashion Show Wisuda 16 Siswa IFI dan 15 Mahasiswa Asing dari New Zealand

Yang menarik, legenda menyebutkan, selain dihuni binatang buaya yang secara fisik terlihat, cerita rakyat sekitar mengatakan bahwa di sungai tersebut juga dihuni buaya siluman putih.

Dari dasar sungai itu ada lubang yang disebut sebagai tempat persembunyian buaya siluman putih yang kemudian disebut sebagai sumur Lubang Buaya.

Ancaman buaya-buaya itu berhasil diatasi oleh seorang tokoh yang digelari Datok Banjir yang bernama Pangeran Syarif.

Masyarakat kemudian mempercayainya Datok Banjir sebagai orang yang berilmu.

Bahkan tidak samai disuti mitos keangkeran kawasan ini juga yang membuat Tentara Belanda tidak berhasil untuk menguasai kawasan ini.

Saat tentara Belanda akan memasuki kawasan sungai, mereka melihat seolah ada lautan di sana, yang membuat mereka mengurungkan niatnya untuk menguasai kawasan tersebut.

Baca Juga: Panglima TNI Jenderal Andika Buat Terobosan Penerimaan Taruna Akmil 2022, Tinggi dan Usia Ini Perubahannya

Kini kawasan sumur sempit kandang buaya siluman putih ini dijadikan sebagai Museum Pancasila Sakti atau Museum Lubang Buaya untuk mengingatkan peristiwa berdarah G 30 S PKI.

Di sumur sempit inilah 6 Jenderal TNI AD dan 1 perwira menengah  diculik, disiksa, kemudian dibunuh dan mayatnya dimasukkan ke dalam sumur tersebut.

Ke-6 jenderal TNI AD yang diculik adalah Jenderal Ahmad Yani, Mayjen R. Suprapto, Mayjen MT Haryono, Mayjen S.Parman, Brigjen D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.

Dari peristiwa berdarah G30 S PKI inilah yang kemudian berujung pada perggantian kepempinan dari Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler