GEMPA BUMI MEGATHRUST Berpotensi Getarkan Jawa Barat, Jakarta, Lampung, Daryono: Jangan Panik, Lakukan Ini

24 Januari 2022, 07:35 WIB
Ilusrasi, Salah satu akibat gempa bumi. /Pixabay/ Angelo Giordano/

 

 

 

 

DESKJABAR - Belakangan ini Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan akan terjadinya gempa Megathrust yang dahsyat berkekuatan M 8,7.

Disebutkan gempa yang disebut Megathrust itu bakal melanda Selat Sunda. Diperkirakan akan menggetarkan dan memporakporandakan wilayah sekitar Lampung, Banten, dan Jawa Barat, karena di daerah-daerah tersebut akan terguncang dengan gempa berkekuatan 7 sampai 8 MMI (Modified Mercalli Intensity).

"Dampak kerusakan berat, termasuk juga Jakarta apalagi tanah Jakarta lunak itu mengamplifikasi ground motion sehingga kerusakan lebih parah," tutur Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam diskusi virtual, Sabtu 22 Januari 2022.

Baca Juga: MEGATHRUST DI SELAT SUNDA Berpotensi Tsunami, Pakar ITB: Survei Menunjukkan Regangan Selat Sunda Semakin Besar

Baca Juga: MCI 9 Setelah Victor Lolos ke Gallery MasterChef Indonesia 9, Kini Dua Kontestan Ikut Menyusul, Siapa Mereka?

Menurut Daryono, untuk pemodelan tsunami, hasilnya sangat bisa dijadikan acuan karena telah dimitigasi para ahli dengan metodenya yang telah disepakati. Dalam pemodelan tsunami tersebut, di Selat Sunda, Jawa Barat serta Bandar Lampung bisa mencapai 15 hingga 20 meter.

“Lalu bisa menyusut ke Selat Sunda memutar sampai ke utara Jakarta, tapi hanya 1,5 meter saja,” kata Daryono.

Ia mengharapkan, tsunami tidak terjadi saat bulan purnama, karena tsunami yang terjadi bisa lebih tinggi dan akan berdampak pada pesisir Sumatera.

Peringatan dini ini bukan untuk menakut-nakuti warga sekitar daerah yang diperkirakan terdampak. Namun informasi penting ini untuk mengingatkan semua pihak tentang pentingnya mitigasi bencana gempa, mengingat letak Indonesia yang rentan terhadap gempa. Sehigga masyarakat pun tidak panik saat terjadi gempa.

Bangsa Indonesia, lanjut Daryono, berdiri di atas batas lempengan, karena itu berisiko terdampak gempa.

Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Pria Lebih Suka Selingkuh dengan Wanita Bersuami, No 3 Sangat Berbahaya

“Indonesia harus bisa bertahan menyelesaikan masalah ini. Bukan hanya upaya-upaya yang harus dilakukan, tapi pemerintah juga terus mendukung dengan dipasangnya alat mitigasi yang lengkap di Selat Sunda,” ujarnya.

Kata Daryono, ada 18 sistem sensor yang telah dipasang, termasuk 5 sirine tsunami yang diletakkan di Anyer dan Lampung.

Pihak BMKG telah melakukan upaya edukasi terhadap masyarakat maupun pemangku kepentingan di sekitar wilayah yang berpontensi terdampak gempa. Mitigasi ini penting agar masyarakat paham risiko dan mencegah muncul banyak korban.

“Memahami ciri-ciri alamiah agar kita selamat, ada guncangan gempa kuat harus menjauh dari pantai, lalu gempa yang mengayun lama kita juga harus menjauh dari pantai. Edukasinya kita ajarkan terus,” tegas Daryono.

Baca Juga: KODE REDEEM FF 24 Januari 2022 yang Belum Digunakan, Kode Redeem Free Fire, Ada Infiltrated Red Treatment

Jangan panik

Peneliti ahli madya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dr. Mohamad Ramdhan dalam webinar BMKG tentang gempa Banten, 21 Januari 2022, menyebutkan fenomena alam seperti gempa tidak perlu ditakuti dan jangan panik.

“Jangan takut dengan fenomena alam, karena kalau takut pada fenomena alam seperti gempa, malah akan jadi bencana. Kita harus mampu beradaptasi,” kata Mohamad Ramdhan.

Menurut Ramdhan, gempa yang terjadi di Kabupaten Pandeglang dan berkekuatan M 6,6 pada Jumat 14 Januari lalu merupakan foreschock atau gempa yang terjadi sebelum gempa utama (mainshock).

Berdasarkan kajian BMKG, di Pulau Sumatera hingga Jawa bagian barat terjadi pergeseran lempeng yang membuat banyak sumber gempa. Hal ini yang mesti diantisipasi.

Sementara itu mengutip dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), 17 Januari 2022, Widjo Kongko, perekayasan di Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai BRIN mengingatkan potensi ancaman gempa megathrust.

Baca Juga: MasterChef Indonesia Season 9: Joel Penerima Apron Putih MCI9 Jadi Penerus Lord Adi, Punya Skill Misterius?

“Gempa yang terjadi di Banten mengingatkan adanya potensi ancaman di selatan Jawa, Selat Sunda, Sumatera dan potensi megathrust,” katanya.

Ia menambahkan, potensi gempa bumi megatrust Selat Sunda mencapai M 8.7.

“Namun bisa saja lepasnya bersamaan dengan segmentasi di atasnya yaitu Megathrust Enggano, dan di sebelah timurnya Megathrust Jawa Barat-Tengah. Jika hal ini terjadi, maka magnitudo gempa bumi bisa mencapai 9 atau lebih," paparnya.

Ia menyebutkan potensi seperti itu energinya mirip dengan gempa bumi dan tsunami di Aceh pada 2004.

“Namun, karena secara umum kedalaman laut di daerah sumber gempa lebih dalam dibandingkan dengan yang kejadian 2004, maka berdasar perhitungan model, secara saintifik tsunami yang terjadi bisa lebih tinggi dari Aceh,” jelasnya.

Senada dengan Daryono dan Ramdhan, Widjo juga megimbau agar masyarakat tidak panik. Ia menyarankan masyarakat bersama pihak pemda dan BPBD dapat meningkatkan upaya mitigasi.

“Di sisi hilir kita harus siapkan program mitigasi bencana yang diperlukan, di antaranya menyiapkan peta ancaman dan peta risiko detil di setiap daerah, memberikan edukasi bencana kepada masyarakat, menyiapkan tempat evakuasi yang layak, dan secara rutin melakukan simulasi menghadapi tsunami. Di sisi hulu, kajian mengenai gempa bumi dan tsunami perlu dilakukan secara terus-menerus,” paparnya.

Widjo menambahkan, hal penting lainnya adalah dengan melihat karakteristik ancaman tsunami di Indonesia.Karena umumnya sumber tsunami di Indonesia sangat dekat, sekitar 100 km dari lepas pantai, waktu perjalanan tsunami ke daratan akan lebih cepat.

Oleh karena itu ia mengingatkan pentingnya evakuasi mandiri ketimbang mengandalkan teknologi yang ada.***

 

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler