DESKJABAR - Seperti diberitakan sebelumnya, tentang Mahasiswi Cantik Asal Mojokerto Bunuh Diri menjadi sangat viral di Medsos/Twitter dan mengundang banyak reaksi dan komentar di kalangan netizen termasuk Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo
Mahasiswi Novia Widyasari memilih mengakhiri hidup diduga depresi karena hubungan asmaranya dengan kekasihnya yang merupakan seorang oknum anggota polisi yang bernama Bripda Randy Bagus
Sekarang Bripda Randy sudah ditetapkan menjadi tersangka setelah polisi mendalami peristiwa tersebut.
Baca Juga: Mengejutkan, Benarkah Ayah Dari Bripda Randy Penyebab Novia Bunuh Diri, Mendukung?
Baca Juga: KASUS NOVIA WIDYASARI: Randy Bagus Sudah Ditahan, Kadiv Humas Polri Dedi Prasetyo Tegaskan Begini...
Akhirnya salah satu teka-teki kematian dari Novia Widyasari terungkap 5 hari setelah kematiannya.
Kali ini, diketahui kalau ternyata Bripda Randy Bagus Hari Sasongko tak mau menikahi sang mahasiswi Universitas Brawijaya setelah memerkosanya.
Baru-baru ini dalam keterangan persnya, Komnas Perempuan menyatakan kalau alasan Bripda Randy tak mau menikahi Novia Widyasari hanya karena masalah karir.
Masalah itu juga mendapat dukungan dari pihak keluarganya pelaku, agar perkawinan keduanya tidak terjadi.
Dalam keterangan korban, pemaksaan aborsi oleh pelaku juga didukung oleh keluarga pelaku.
"Yang awalnya menghalangi perkawinan pelaku dengan korban dengan alasan masih ada kakak perempuan pelaku yang belum menikah," tutur keterangan resminya Komnas Perempuan pada hari Senin, 6 Desember 2021.
Komnas Perempuan yang sempat menerima aduan dari Novia Widyasari bahkan menjelaskan kalau sang mahasiswi sempat difitnah dengan kejam oleh Bripda Randy Bagus.
Kemudian, bahkan dengan menuduh korban (Novia Widyasari) sengaja menjebak pelaku agar dinikahi.
"Pelaku juga diketahui memiliki hubungan dengan perempuan lain, namun pelaku bersikeras tidak mau memutuskan relasinya," ujar keterangan itu kembali.
Efek dari tindakan yang dilakukan Bripda Randy terhadap Novia Widyasari membuat sang wanita mengalami gangguan kejiwaan yang hebat atau depresi dan menurut pengakuan ibu dari korban Novia sempat dibawa ke RS jiwa.
Sebelum meninggal, Novia dikatakan mengalami gangguan kejiwaan obsessive compulsive disorder (OCD).
Novia merasa tidak berdaya, dicampakkan, disia-siakan, berkeinginan menyakiti diri sendiri dan didiagnosa obsessive compulsive disorder (OCD) serta gangguan psikosomatik lainnya