Baca Juga: TINGKAT Hunian Hotel di Bandung Drop Hingga 30 Persen, Pilpres 2024 Bikin Cemas
Saat ini, tahapan lelang Tol Getaci masih dalam tahap prakualifikasi sebelum dilaksanakan lelang ulang. Adapun jadwal penutupan pengambilan dan penyerahan dokumen prakualifikasi yang semula ditutup pada 4 dan 5 Januari 2024, akhirnya diperpanjang menjadi tanggal 30 Januari 2024 dan 2 Februari 2024.
Apakah pemunduran jadwal penutupan prakualifikasi lelang tersebut, terkait dengan banyaknya investor asing yang akan mendaftar dan menjadi peserta lelang?
Namun menurut sumber di BPJT, sejumlah investor asing menyatakan minat ikut menggarap proyek Tol Getaci. Selain dari China, investor dari Australia, Timur Tengah, Malaysia, Hongkong, dan Kanada menyatakan minatnya.
Tak perlu khawatir investor dalam negeri tidak akan kebagian kue yang disediakan megaproyek ini, mengingat dalam pengalaman-pengalaman terdahulu, investor asing yang masuk ke dalam megaproyek di Indonesia selalu bermitra dengan investor dalam negeri.
Demikian juga dalam pembangunan jalan tol, ada sejumlah ruas jalan tol yang dibangun dan digarap investor asing dengan menggandeng investor dalam negeri.
Seperti halnya pengusahaan Tol Cipali, saat ini dimiliki oleh Lintas Marga Sedaya yang merupakan perusahaan Joint Venture antara PT Astra Tol Nusantara, anak perusahaan PT Astra Internasional Tbk. sebesar 55 persen dan Canada Pension Plan Investment Board 45 persen.
Demikian pula di pengusahaan jalan tol di Jalan Tol Cengkareng-Kunciran dipegang oleh Jasa Marga sebesar 78,53 persen, Synergy Quest International Ltd. sebesar 21,01 persen, PT Nindya Karya (Persero) sebesar 0,32 persen, dan PT Istaka Karya (Persero) sebesar 0,14 persen.
Sementara di jalan Tol Solo-Ngawi, pengusahaan jalan tol tersebut dipegang oleh Jasa Marga yang bermitra dengan PT Kings Key Limited dari Hongkong yang mengusai 40 persen saham.