Pemupukan Organik Digenjot di Jawa Barat, Antisipasi Kelangkaan Pupuk untuk Perkebunan Rakyat

- 6 November 2023, 10:45 WIB
Pembuatan pupuk organik berupa bimtek dari Balai Perlindungan Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
Pembuatan pupuk organik berupa bimtek dari Balai Perlindungan Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat /dok Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

DESKJABAR – Penggunaan pupuk organik digenjot untuk komoditas perkebunan rakyat di Jawa Barat, pada musim pemupukan akhir tahun 2023 dan awal 2024. Selain antisipasi  kelangkaan pupuk, juga upaya mendorong pemulihan kesuburan tanah di kawasan perkebunan.

Pihak Balai Perlindungan Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat melakukan persiapan dengan bimbingan teknis pembuatan pupuk organik bagi kelompok petani perkebunan. Ini sebagai upaya antisipasi kelangkaan pupuk di tingkat petani pekebun di Jawa Barat.

 

 

Kepala Balai Perlindungan Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Dani Dayawiguna, di Bandung, Senin, 6 November 2023 menyebutkan, ada tiga komoditas tanaman perkebunan rakyat yang digenjot menggunakan pupuk organic, yaitu kopi, teh, dan kelapa.

Baca Juga: Perkebunan Teh di Kabupaten Bandung Ini Tinggal Satu-satunya Milik Eropa di Indonesia

Gambaran musim

Mengacu secara umum, musim pemupukan khususnya menggunakan pupuk kimia, diperkirakan 1 bulan setelah musim hujan. Di Jawa Barat, bagi tanaman perkebunan di Jawa Barat sekitar Desember 2023, jika pada November ini hujan sudah sering turun.

Namun, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya kelangkaan pupuk. Apalagi, untuk sub sektor perkebunan rakyat, selama ini secara umum tidak memperoleh alokasi pupuk bersubsidi, kecuali untuk tanaman tebu.

 

 

Pada sisi lain, lahan-lahan perkebunan rakyat di Jawa Barat dinilai sudah mendesak dipulihkan kesuburan tanahnya. Salah satu cara paling efektif, adalah menggenjot penggunaan pupuk organik, agar struktur dan kandungan unsur hara tanah kembali bagus.

“Keunggulan lain dari menggunakan pupuk organik, adalah bisa kapan saja tergantung kebutuhan tanaman,” ujar Dani Dayawiguna.

 Baca Juga: Sejumlah Kebun Dinas Perkebunan Jawa Barat Diarahkan Jadi Badan Layanan Umum Daerah

Sementara itu, produksi komoditas kopi di Jawa Barat diketahui mulai banyak yang berbentuk calon buah. Namun sebagian wilayah mengalami keterlambatan musim berbunga dengan selisih sebulan, dibandingkan wilayah lain.

Komoditas kopi baik arabika dan robusta, merupakan salah satu andalan usaha perkebunan rakyat di Jawa Barat. Sentra produksi terutama di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Garut, Sumedang, Cianjur, tersebar pula di Subang, Sukabumi, Purwakarta, Pangandaran, dan Karawang.

Di Jawa Barat juga masih ada sentra perkebunan teh rakyat, terutama di Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Garut, Sumedang, Cianjur, Tasikmalaya, dsb. Pada sebagian wilayah, usaha perkebunan teh rakyat sudah mengalami kebangkitan, sedangkan wilayah lain masih harus berjuang.

 

Sedangkan komoditas kelapa, di Jawa Barat terutama ada di Priangan Timur, misalnya di Pangandaran, Banjar, Ciamis, Sukabumi, Cianjur, Garut, dan Tasikmalaya. Usaha komoditas kelapa kini kembali bagus pasarnya di Jawa Barat, karena kebutuhan meningkat.

Begitu pula komoditas tebu, kini kembali bangkit di Jawa Barat yang ditunjang kembali beroperasinya Pabrik Gula Sindanglaut di Kabupaten Cirebon. Pada musim giling kembali PG Sindanglaut, panen tebu dari petani kembali meningkat dan diserap pabrik gula tersebut.***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah