Dalam kesempatan tersebut, Rachman Ridhatullah, menyebutkan bahwa orang tua bisa melakukan pembiasaan anak berliterasi dengan cara berbagi peran.
"Ayah dapat ajak anak membeli buku kesukaannya diluar buku-buku pelajaran kebutuhan sekolah.
Sementara ibu, dapat mengajak anak terbiasa pergi ke perpustakaan atau taman bacaan masyarakat. Intinya, proses alamiah berliterasi di rumah harus nampak terlihat oleh anak setiap saat" ujar Rachman Ridhatullah.
Senada dengan itu, Rd. Nonih Suarsih berpendapat, orang tua harus banyak mencontohkan anak-anak berliterasi. Anak-anak itu peniru ulung, sehingga pembiasaan anak akan kembali kepada usaha tertib tidaknya orang tua berliterasi.
Seorang pengunjung acara, Ayu (36) warga RW 04 Kelurahan Sukamulya, menyebutkan, pihaknya merasa aneh sekaligus sangat kagum dengan acara tersebut.
"Acara semacam ini sebagai sebuah acara mahal jika gelaran acara dilakukan di luar negeri," ujar Ayu.
Baca Juga: Body Rafting Citumang Pangandaran, Tawarkan Sensasi Wisata Adventure sambil Papalidan di Sungai
Menurut Ayu, pengalaman saudaranya dari Belanda, menyebutkan, sangat aneh ada perhelatan acara literasi warga secara free atau gratisan.
Padahal, di Belanda, kata Ayu, kemasan kreativitas literasi semacam di Kampung Literasi Sukamulya, pasti memakan biaya banyak dan pengunjung pun rela merogoh kocek dalam-dalam untuk menjadi bagian dari acara literasi semacam ini.