Network
DESKJABAR - Kementrian PUPR mengatakan, lelang ulang proyek jalan Tol Getaci akan dilaksanakan pada akhir Tahun 2023. Sedangkan pembangunan fisik akan dimulai pada tahun 2024. Untuk mengejar target itu, proses pembebasan lahan di Kabuupaten Garut semakin digencarkan.
Tercatat ada sekitar 258 hektar lahan di 37 Desa di Kabupaten Garut yang akan teriris oleh proyek jalan Tol Getaci yang membentang sepanjang 206 km dari mulai Gedebage Kota Bandung hingga Cilacap Jawa Tengah.
Dari jumlah total 37 desa yang tersebar di 7 kecamatan di Kabupaten Garut itu, sebagian sudah menerima pembayaran uang ganti rugi (UGR) Tol Getaci.
Baca Juga: Update Pembangunan Tol Getaci: 10 Gerbang Tol Sudah Ditetapkan, Ini Daftar Lokasi dan Tujuannya
Hingga akhir tahun 2023, jumlah desa yang akan menerima UGR akan terus bertambah. Sebab, sejumlah desa di wilayah Garut utara sudah melaksanakan musyawarah UGR dan menunggu proses pembayaran UGR.
Jalan Tol Getaci yang menghubungkan provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah dan akan menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia, dan merupakan jalan bebas hambatan yang termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Hal itu tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Jalan Tol Getaci merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa.
Skala prioritas pengerjaan Tol Getaci sudah ditetapkan akan mendahulukan membangun ruas Gedebage-Ciamis yang akan tersambung di tahun 2024, untuk selanjutnya sampai Cilacap, Jawa Tengah.
"Ini yang paling dibutuhkan, saya kira kita akan mengerjakan yang bagian Gedebage hingga Ciamis terlebih dahulu", kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai melakukan rapat kerja dengan Komisi V DPR, di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu,
