KISAH Horor Waduk Jatigede Sumedang, Tiap Tahun Ada Saja yang Tenggelam, Ada Mayat Hilang 3 Hari

- 5 Oktober 2023, 07:59 WIB
Seorang pencari ikan dengan cara dikecrik cukup banyak di Waduk Jatigede. Untuk menjaga keselamatan, banyak di antara mereka mengenakan jaket pelampung.
Seorang pencari ikan dengan cara dikecrik cukup banyak di Waduk Jatigede. Untuk menjaga keselamatan, banyak di antara mereka mengenakan jaket pelampung. /deskjabar/Dendi Sundayana/

Di saat air waduk menyusut dratis, banyak warga sekitar yang sengaja datang mencari ikan dengan cara dikecrik atau melempar jala. Mereka berjalan kaki ke tengah genangan waduk dan kemudian melempar jala atau kecrik.

Salah seorang warga yang ditemui pada Selasa 2 Oktober 2023 tengah menjala ikan adalah Karman, warga Situraja. Saat istirahat di tengah panas matahari, dia baru saja mendapatkan 5 kilogram ikan mujair.

Manjala ikan yang dilakukannya dengan cara dia membawa jala atau kecrik dengan ban ke tengah waduk atau bagian waduk yang masih digenangi air. Dengan mengenakan jaket pelampung, dia berjalan ke tengah waduk sambil mendorong ban. Di bagian tengah waduk kemudian jala dilempar.

Baca Juga: Cara Menyiram Tanaman Saat Musim Kemarau Ekstrem, Perhatikan Jam dan Situasi

Menurut pengakuan Karman, ikan mujair yang diperolehnya kemudian dijual seharga Rp 30 ribu per kilo kepada pengunjung atau kepada warga sekitar.

Karman sendiri mengakui, perolehan ikan saat ini mengalami penurunan dratis dibanding beberapa tahun sebelumnya.

“Dulu dalam sehari ikan yang bisa diperoleh antara 20 sampai 30 kilogram. Sekarang paling hanya dapat 5 kilogram,” ujarnya.

Dia menceritakan alasan mengapa ikan saat ini sulit diperoleh, karena jumlah penambak jala apung di Waduk Jatigede Sumedang semakin banyak. Bahkan menurut Karman, saat ini jumlahnya ada sekitar 500 sampai 1000 jala apung yang tersebar di Waduk Jatigede.

Ikan lebih banyak berkumpul ke jala apung karena di sana ada pakan yang disebar oleh para petambak ikan. Sehingga ikan tidak tersebar merata ke seluwuh wilayah waduk.

“Apalagi di saat kekeringan seperti ini, jarak jala apung makin dekat dan padat, dan persaingan mendapatkan ikan juga makin ketat.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah