Tujuan utama dari uji coba ini adalah untuk mengevaluasi potensi dampak kereta cepat terhadap pariwisata Bandung, khususnya terkait okupansi hotel.
Selain itu, untuk menjawab pertanyaan mengenai aksesibilitas dari Stasiun Tegalluar ke pusat kota dan apakah waktu tempuh yang singkat, hanya 45 menit antara Jakarta dan Bandung, akan mengurangi minat wisatawan untuk menginap di hotel, sehingga lebih memilih untuk melakukan perjalanan pulang-pergi dalam sehari.
Hasil dari uji coba ini akan memberikan wawasan berharga mengenai potensi dampak kereta cepat terhadap sektor pariwisata Bandung.
“Melalui uji coba ini, akan diketahui apakah kenyamanan dan efisiensi yang ditawarkan oleh KCIC akan menarik lebih banyak pengunjung ke Bandung, sehingga meningkatkan tingkat okupansi hotel. Selain itu, aksesibilitas dari Stasiun Tegalluar ke pusat kota akan dievaluasi untuk memastikan pengalaman perjalanan yang lancar bagi penumpang,” ujarnya.
Antusiasme Uji Coba Kereta Cepat
Riung Priangan bekerja sama dengan KCIC, berkomitmen untuk mempromosikan Bandung sebagai destinasi wisata utama dan bertujuan untuk memanfaatkan kereta cepat sebagai pendorong pertumbuhan industri pariwisata di kota ini.
Uji coba ini merupakan langkah penting dalam memahami implikasi dari proyek infrastruktur yang inovatif ini.
Arief menambahkan bahwa seiring dengan berakhirnya uji coba, masih terlalu dini untuk membuat kesimpulan yang pasti. Namun, pengamatan awal menunjukkan bahwa pengenalan kereta cepat telah menarik minat yang signifikan di kalangan wisatawan.
Dalam beberapa bulan pertama, diperkirakan jumlah pengunjung ke Bandung akan meningkat seiring dengan antusiasme masyarakat yang ingin mencoba kereta cepat ini.