GUNUNG Salam Cirebon Hilang dari Peta Jabar Demi Proyek Ini, Menyisakan Mitos Batu Bleneng

- 14 Agustus 2023, 08:24 WIB
Bukit Salam Cirebon dihapus dari peta gunung dan bukit di Jawa Barat meninggalkan mitos Batu Bleneng di Jalan Tol Cipali.
Bukit Salam Cirebon dihapus dari peta gunung dan bukit di Jawa Barat meninggalkan mitos Batu Bleneng di Jalan Tol Cipali. /Facebook The Heritage/

DESKJABAR – Ada sebuah bukit atau gunung dengan ketinggian sekitar 40 meter yakni Gunung  Salam yang berada di Desa Walahar, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, saat ini sudah tidak tercatat dalam peta gunung dan bukit di Jawa Barat.

Gunung Salam Cirebon ini telah dihancurkan dan dibelah demi pembangunan mega proyek jalan tol yang saat ini sudah beroperasi. Namun, hilangnya gunung ini telah meninggalkan sebongkah batu yang penuh dengan misteri. Batu ini kemudian diberi nama Batu Bleneng.

Baca Juga: UPDATE Proyek Tol Getaci, Pemkab Tasikmalaya Gigit Jari, Exit Tol Cineam dan Cisinga Hanya Sebatas Impian

Ironisnya, sebongkah batu yang penuh dengan cerita misteri ini justru saat ini menjadi semacam ikon bagi proyek jalan tol tersebut. Bahkan batu tersebut menjadi destinasi wisata menarik bagi para pengguna jalan tol tersebut. Warga sekitar pun percaya dengan berbagai mitos tentang Batu Bleneng yang menyertainya.

Di mata para warga sekitar, Gunung Salam bisa dibelah untuk pembangunan proyek jalan tol, namun tidak dengan sebongkah batu menjulnag yakni Batu Bleneng. Batu ini tidak bisa dihancurkan dan tidak bisa dipindahkan.

Bahkan kemudian keberadaan sebongkah batu menjulang tinggi itu, dikait-kaitkan dengan terhadinya sekitar 30 kecelakaan di jalan tol tersebut, selama 10 hari sejak jalan tol ini diresmikan Presiden Jokowi pada Juni 2015.

Kemudian mitos berkembang kalau Batu Bleneng tersebut tidak lain adalah penutup lubang mata air berlumpur seperti di lumpur Lapindo di Sidoarjo. Batu Bleneng kemudian dijaga oleh seorang raja jin, sehingga batu tersebut sulit dipindahkan.

Bukit Salam Dibelah Dua

Pada 8 Desember 2011 dilaksanakan groundbreaking pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116 kilometer. Proyek ini dibangun di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan selesai serta diresmikan di era Presiden Jokowi pada Juni 2015.

Baca Juga: KASUS Subang 2021 Terkini, Hari Ini Polda Jabar Kembali Periksa Saksi, Penetapan Tersangka Kian Dekat

Sebenarnya proyek Tol Cipali ini telah dimulai pada masa akhir kepemimpinan Presiden Soeharto yakni pada akhir 1996. Namun, proyek ini dihentikan atas permintaan IMF ketika terjadi Krisis Ekonomi 1997-1998 di Indonesia.

Saat penghentian proyek Tol Cipali, progresnya baru sampai tahap pembebasan lahan, yaitu sekitar 20% dari total lahan yang dibutuhkan. Akhirnya, pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono proyek ini diteruskan dan rampung pada masa Presiden Joko Widodo.

Saat pembangunan jalan Tol Cipali, di Desa Walahar, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, jalur jalan terkendala dengan keberadaan Gunung Salam.

Akhirnya bukit salam itu mampu dibelah dua dengan meninggalkan tebing setinggi 40 meter dengan panjang sekitar 300 meter, untuk memuluskan jalur jalan tol Cipali menembus bukit tersebut.

Gunung Salam yang sudah cukup dikenal masyarakat sekitar tersebut akhirnya hilang dari peta gunung dan perbukitan di Jawa Barat. Bukit ini sudah terbelah dua yang meningalkan dua bukit yang saling mengapit jalur Tol Cipali di kilometer 181 dan 182.

Mitos Batu Bleneng

Jika anda menggunakan jalan Tol Cipali dari arah Cikampek/Jakarta menuju ke Palimanan, tepat di kilometer 181 dan 182, di sisi sebelah kanan akan terlihat tebing setinggi 40 meter di sisi jalan tol. Namun titik perhatian bukan pada tebingnya, melainkan ada sebongkah batu besar menjulang tinggi dan berdiri kokoh di pinggir jalan tol.

Baca Juga: Ini yang Dilakukan Ciro Alves dan I Putu Gede Hingga Terkena Sanksi Dari Komdis PSSI, Marc Klok Bebas

Saat pembelahan Bukti Salam untuk kepentingan jalur Tol Cipali, sejumlah mitos menyertai kebaradaan Batu Bleneng.

Menurut cerita warga sekitar, saat pembukaan jalur Tol Cipali, Baru Bleneng tersebut sulit dipindahkan bahkan dihancurkan. Dengan berbagai alat berat yang digunakan, keberadaan sebongkah batu besar itu tidak bergeming di tempatnya.

Warga percaya bahwa batu tersebut mengandung kekuatan mistis. Buktinya, gunung Salam sepanjang sekitar 300 mampu dibelah dua, namun para pekerja tak mampu mekindahkan Batu Bleneng dari tempatnya.

Karena sulit dipindahkan, akhir pembangunan jalur Tol Cipali harus mengalah. Jalur yang semula direncanakan lurus menjadi berkelok-kelok berbentuk huruf S dan menanjak.

Mitos ini semakin kencang ketika selama 10 hari pasca diresmikan Presiden Jokowi pada Juni 2015, terjadi sekitar 30 kecelakaan di jalan tol tersebut. Kecelakaan itu dikait-katikan dengan mitos Batu Bleneng.

Meski kemudian dijelaskan oleh pihak berwenang bahwa kecelakaan terjadi akibat tropografi jalan Tol Cipali itu sendiri. Menurut pihak berwenang, hal yang paling mungkin mendominasi adalah faktor human error dikarenakan jalan yang lurus dan panjang sehingga menyebabkan pengemudi mengantuk.

Hal lain yang memungkinkan terjadinya kecelakaan adalah adanya tebing hasil dari pemotongan Bukit Salam dan mengapit jalan tol. Panjang masing-masing tebing sekitar 300 meter sedangkan puncak tebing tingginya sekitar 40 meter.

Baca Juga: Menara Kujang Sepasang di Jatigede Sumedang Diresmikan, Destinasi Wisata Budaya, Agama dan Teknologi

Akibat pembelahan bukit tersebut, jalur jalan menjadikan berbentuk letter S. Kondisi ini membuat jalan jadi berkelok dan menanjak.

Meski demikian, warga sekitar percaya dengan mitos yang menyertai Batu Bleneng. Mereka percaya bahwa batu ini dijaga oleh seorang raja jin.

Menurut legenda warga setempat, Batu Bleneng merupakan tanda asal muasal pulau Jawa dijadikan permukiman.

Pendapat lain mengatakan bahwa orang zaman dulu sengaja meletakkan batu besar tersebut untuk menutup mata air berlumpur yang dulu membuat banjir di kawasan tersebut. Untuk menjaga utup batu tersebut, kemudian dijaga oleh seoranr raja jin. ***

Ingin mengetahui cerita mitos lainnya, pantau di Google News Desk Jabar. KLIK DI SINI

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah