Ia mengatakan bahwa lomba MQK dianggap hanyalah selingan dalam proses belajar mengajar di pondok pesantren.
Baca Juga: Risman Nuryadin Terdakwa Kasus Korupsi Pemotong Dana Hibah Tasikmalaya Dituntut 7 Tahun Penjara
Memaknai isi Kandungan Kitab Kuning
Menurut KH. Nonop Pencapaian juara ketiga yang diraih Kabupaten Ciamis bukan sebagai bukti seberapa jauh pencapaian atau keberhasilan proses belajar para santri, namun yang terpenting adalah bagaimana para santri bisa dan tetap memaknai isi kandungan kitab kitab yang dipejari dan mengamalkan syiar syiar agama untuk keberlanjutan generasi ke generasi berikutnya.
Iapun berharap hasil yang dicapai kali ini harus diterima dengan lapang dada karena ini bagian dari kompetisi.
"Bagaimannpun hasilnya kita terima dengan lapang dada karena ini adalah hanya kompetisi uji kelayakan para santri saja," terangnya.
Baca Juga: PORSENITAS X Majalengka : Kabupaten Indramayu Gabung Sebagai Anggota KUNCI BERSAMA
Nonop pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mensuppot kegiatan itu diantaranya para masayi,KSB, FSPP, Pemkab. Ciamis, dan lainya.
"Insya allah dedikasinya adalah bagian sumbangsih yang akan menjadikan peradaban generasi Islam yang gilang gemilang," pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam perlombaan MQK ke VII tingkat Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Ciamis mengirimkan 48 orang kafilahnya.***