Yonandi menjelaskan, semua itu Alhamdulilah sudah diselesaikan, kedua belah pihak berdamai dan di fasilitasi melalui zoom meeting oleh Inspektorat Kenmendikbud.
"Selanjutnya yang berkaitan dengan pejabat Kemendikbud tidak ada dan itu salah. Jadi pihak yang disebut dari kemendikbud itu tidak ada," ucapnya.
Beliau (orang tua pelaku) mengaku dari Inspektorat Kemendikbud, itu tidak ada. Kemudian, kata Yonandi, berkaitan intimidasi pun tidak ada, itu hanyalah kesalah pahaman saja.
"Sesungguhnya bahwa orangtua, semua pihak menginginkan penyelesaian damai, semua ingin menjadi keluarga besar, jadi semuanya itu ingin lebih fokus pada masa depan," ucapnya lagi.
Pihaknya berjanji, sekolah akan terus mengawal anak anak ini jangan sampai pasca kejadian yang utama. Bagaimana kami merawatnya setelah peristiwa ini terjadi.
"Alhamdulillah sejak hari Senin (22 Mei 2023) situasi KBM sudah mulai normal seperti biasanya, seakan tidak ada peristiwa atau kejadian apa apa," imbuhnya lagi.
Diakui, karena memang pada prinsipnya kejadian di kelas itu adalah peristiwa percekcokan atau keributan kecil sesaat karena ketidak pasan antara yang satu dengan yang lainnya.
"Yang berakhir dengan damai, sudah dibuktikan surat perjanjian damai di hari Rabu pagi," kata Yonandi.
Perdamaian ini, lanjutnya lagi, didukung semua pihak termasuk Inspektoral Jenderal Kemendikbud, KCD XII, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.