Masakan Besek Kembali Digandrungi di Jawa Barat, Makanan Ramah Lingkungan yang Bergengsi

- 10 Januari 2023, 07:57 WIB
Menu masakan besek kembali digandrungi di Jawa Barat, makanan ramah lingkungan.
Menu masakan besek kembali digandrungi di Jawa Barat, makanan ramah lingkungan. /Kodar Solihat/DeskJabar

 

DESKJABAR – Gaya hidup kembali ke alam menjadi trend di dunia, termasuk di Indonesia, apalagi bermanfaat kesehatan dan lingkungan hidup.

Adalah menu masakan dalam besek atau pipiti, yang kembali digandrungi di Jawa Barat, merupakan makanan ramah lingkungan.

Menu masakan besek, bagi masyarakat zaman sekarang tampak unik. Masakan dalam besek atau disebut pipiti, merupakan makanan khas Jawa Barat sampai era tahun 1980-an.

Baca Juga: Di Subang dan KBB, Perkebunan Cengkeh Masih Andalan, Ada Manfaat Lingkungan Hidup

Menu masakan besek apa saja ?

Ada pun menu khas masakan dalam besek, adalah semur daging sapi, tumis kentang, masakan cabe hijau, goreng tahu, telur rebus, tumis bihun, serta ikan emas atau ikan asin pepetek, tak lupa kerupuk kuning.

Yang membuat unik, masakan besek menggunakan kemasan dari besek atau disebut pula pipiti dengan dilapisi daun pisang, berupa kemasan berbahan anyaman bambu.

Penggunaan besek sebagai kemasan makanan, diketahui membuat masakan terasa nikmat dan sehat.

 Baca Juga: Pasar Cengkeh Tumbuh di Tahun 2023, Gairahkan Perkebunan Rakyat dan Lingkungan Hidup

Besek makanan ramah lingkungan

Mengapa masakan besek tersebut disebut ramah lingkungan ?

Sebab, menggunakan kemasan berbahan bambu berupa besek yang akan mengurai kembali menjadi tanah ketika dibuang.

Nah, ketika sudah mengurai kembali menjadi tanah, sampah besek bambu berubah menjadi kompos yang menyuburkan tanah.

Bahkan, tanah yang tercipta dari bekas sampah bambu diketahui termasuk yang paling disukai untuk usaha pertanian.

 Baca Juga: Bandung Pernah Jadi Perintis Mobil Ramah Lingkungan, Pakai Gas Tinja

Pentingnya hutan bambu di Jawa Barat

Salah seorang pemerhati lingkungan hidup di Jawa Barat, Epi Kustiawan, yang mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, menyoroti pentingnya populasi hutan bambu di Jawa Barat.

“Keberadaan hutan bambu secara nyata menjadi benteng ekonomi, ekologi, serta tradisi masyarakat Sunda, misalnya di Sumedang, Kabupaten Bandung, Garut, Majalengka, dan sejumlah kabupaten lainnya,” ujarnya.

Hutan bambu diketahui sebagai pencipta stabilisasi lingkungan sejuk dan sumber munculnya air bersih.

Baca Juga: Taman Ruang Curhat Curug Tilu Pasteur Bandung, Asyik Bagi Warga Menikmati Lingkungan Asri

Secara ekonomi, bambu banyak dibutuhkan, baik sebagai bahan bangunan, kerajinan, bahkan makanan dari tunas mudanya.

Secara budaya, di Jawa Barat juga ada tradisi membuat aneka kerajinan dari bambu, misalnya kesenian angklung, perabot rumah tangga seperti meja, kursi, wadah minum, membuat rumah panggung sebagai hunian ramah lingkungan, dsb.

Bahkan, anyaman bambu berupa wadah besek, diketahui menjadi pembungkus masakan tradisional orang-orang Sunda.

Termasuk pula menu masakan besek, yang sering dijadikan suguhan atau oleh-oleh untuk hajatan.

Tetapi pada masa kini, masakan dalam besek, juga digunakan sebagai suguhan bergengsi dengan nuanasa klasik. ***

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x