Disebutkan, diantaranya adalah mengawal standing crops dengan melibatkan para petugas lapangan (PPL/POPT/PBT), Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dengan deteksi dini, antisipasi, adaptasi, mitigasi perubahan iklim dan OPT, percepatan panen dengan combine, menyiapkan dryer di saat musim hujan, serta kostraling.
Antisipasi lain, guna peningkatan produksi terutama antisipasi banjir dan kekeringan adalah bentuk dukungan serta keterpaduan lintas sektor.
Tetapi saat ini, diketahui telah dioperasionalkannya bendungan di Jawa Barat, seperti Waduk Jatigede dan Waduk Sadawarna, serta bendungan lainnya yang masih dalam tahap penyelesaian.
Baca Juga: Tanjungsari, Sumedang Pernah Menjadi Sentra Pohon Jengkol, Pertanian Jawa Barat
Peran asuransi pertanian
Untuk mengatasi kerugian petani yang diakibatkan gagal panen/puso, diketahui telah digulirkan juga program AUTP (asuransi usaha tani padi).
Menurut Dadan Hidayat, realisasi Target AUTP untuk Jawa Barat yang telah disepakati sebanyak 80.000 Ha pada bulan Desember 2022, realisasi target AUTP sebanyak 85.886,23 Ha melebihi target yang disepakati.
Pencapaian target tersebut berkat adanya dukungan dan peran seluruh petugas yang terlibat baik dari pemerintah pusat/daerah dan dinas teknis terkait.
Baca Juga: Perikanan, KKP : Rutin Makan Udang Bikin Awet Muda, Netizen : Sampai Usia Berapa ?
Beberapa peran dilaksanakan diantaranya : mendampingi dan memfasilitasi petani yang akan melaksanakan klaim dalam bentuk monitoring dan evaluasi pemerintah pusat, daerah, kabupaten/kota terhadap petani dan jasa keuangan ditunjuk.
“Ini untuk memudahkan dan dapat dimanfaatkan oleh petani yang mengalami kerugian dengan optimal (efektif, efisien, dan berkelanjutan),” ujar Dadan Hidayat. ***