Boleh jadi, keberadaan masih banyaknya hewan kuda di kawasan Sumedang dan sekitarnya, ada pula kaitan sejarah dengan Jalan Raya Pos Kadipaten-Sumedang-Bandung yang dibuat Gubernur Jenderal Hindia Belanda, HW Daendels pada tahun 1809.
Baca Juga: Perkebunan Tembakau Rakyat di Sumedang, Diperkuat Kincir Tenaga Hibrid untuk Pasokan Air
Catatan dari Koninklijke Bibliotheek Belanda menyebutkan, sampai awal abad ke-20, atau tahun 1910-an, jalur Sumedang yang merupakan koneksi Kadipaten, Majalengka dan Bandung, dimana angkutan menggunakan kuda menjadi andalan, sebelum tergantikan mobil pada tahun 1920-an.
Beranjak dari situlah, secara turun temurun, memelihara kuda menjadi tradisi masyarakat Sumedang yang digunakan pula untuk kesenian.
Di lain pihak, orang-orang Eropa di Sumedang sampai tahun 1941, juga gemar balapan kuda.
Sampai kini tahun 2022, di Sumedang juga kadang-kadang masih ada balapan kuda, namun kebanyakan tinggal wisata tunggang kuda. ***